Hari senin 21 September 2020, kali pertama aku keluar untuk jualan singkong keju.
Dimulai dari cita citaku untuk menjadi seorang pengusaha akhirnya aku memilih jualan singkong keju. Sebenarnya aku punya dua pilihan yakni harus memilih jualan daging ayam atau singkong. Setelah aku melakukana sholat istiqoro akhirnya aku mantap memilih jualan singkong dalam bentuk singkong keju. Alasannya karena didaerahku belum banyak yang jual bahkan aku belum mengetahui apakah sudah ada yang jual apa belum.
Kemarin pada tanggal 20 September 2020 aku memesan singkong sebanyak 5 kg dari seorang teman. Harganya perkilo 3 ribu. Seteleh itu keesokan harinya aku mulai membuatsingkong keju. Saya mulai membuat pagi pagi sekali yakni sekitar jam 2 pagi.Â
Percobaan pertama aku buat singking keju dengan cara digoreng kemudian saya coba masukan ke air supaya bisa mengembang dan merekah seperti yang di youtub youtub.vtapi alhasil singkongya tetet tidak jadi merekah. Â
Kemudian cara yang ke dua singkongnya aku rebus terlebih dahulu lalu aku goreng. Sebenarnya sudah diingatkan oleh ibuk untyk memberi bumbi pada singkong tapi tidak aku beri bumbu. Aku merebus hampir satu jam, dan hasilnya malah terlalu matang sehingga singkongya banyak yang pecah tapi aku tetap tidak peduli, aku pilih yang sekiranya pantas untuk aku jual dan itu pun tidak aku goreng semua karena waktunya sudah mepet.
Setelah aku goreng singkong aku masukanan ke dalam plastik mika, aku tunggu sedikit lebih dingin biar tidak ada uap singkongnya lalu aku taburi parutan keju di atasnya baru aku tutup plastik mikanya.
Saya berangkat ke pasar sekitar jam 5 lebih sedikit. Pasaran hari ini adalah pasar ngegot yang ada di kelurahan sumber. Setelah sampai disana aku mulai berkeliling pasar sabal menwarkan singkong keju ke semua orang yang aku temui, tentu saja kecuali pedagang makanan. Aku bandrol harganya.sebesar 2.500 saja per mika. Aku berkeliling pasar sampai beberapa kali bahkan kaki ini sampai lemas padahal sudah berkali kali istirahat tapi tetap tidak laku satupun.
Aku tidak tahu apa yang salah, setiap aku menghampiri orang dan aku tawarkan singkong pasti mengatakan tidak. Dan sampai tulisan ini saya buat belum ada satupun yang laku. Setiap keliling pasti ketemunya orang yang sama. Apa mungkin pasarku terlalu sempit? Apakah kalau aku jual di pasar yang lebih besar seperti kacangan atau karanggede hasilnya akan sama ataukah berbeda?
Dalam benakku aku memikirkan bahwa pasar adalah pusat ekonomi, disanalah tempat berpitarnya uang, tapi kenapa tidak satupun yang terjual? Padahal aku hanya bawa 10 pcs.
Apa aku yang salah sasaran dan seharusnya tidak jual singkong keju di pasar?
Mungkin aku harus coba jual secara onlene di facebok. Siapapun yang bisa kasih masukan ke aku silahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H