Mohon tunggu...
Widyawati
Widyawati Mohon Tunggu... Tentara - pelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya sangat hoby membaca dan menuangkan bisikan hati melalui sebuah tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gendam dan Hipnotis Mental Seketika

29 Agustus 2022   19:12 Diperbarui: 29 Agustus 2022   19:19 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejahatan dapat menimpa siapa saja, kapan saja, serta di mana saja, tanpa memandang kasta, tempat dan usia, apalagi di tempat keramaian sekalipun.Pasalnya di tempat keramaian yang kalian pikir nyaman, dapat jadi posisi strategis pelaku kejahatan untuk mempraktekkan keahlianya dalam melancarkan tindak kejahatan melalui media hipnotis serta gendam.

Hipnotis sering dijadikan salah satu modus kejahatan semacam penipuan. Ada beberapa metode yang dapat dicoba supaya bebas dari kejahatan bermodus hipnotis.

Tata cara hipnotis atau gendam ini membuat korban tidak sadar serta bersedia menuruti keinginan praktisinya. Misalnya membagikan perhiasan yang dipakai ataupun mentransfer beberapa duit.

Sama semacam hipnotis, gendam merupakan ilmu yang kerap digunakan untuk mengendalikan kondisi psikis benak serta alam bawah sadar manusia dengan mantra ataupun dengan ilmu sihir.

Kalian tentu tidak ingin dong menjadi salah satu korban dari praktisi kejahatan hipnotis serta gendam?

Guna berjaga-jaga dan melindungi diri, jalani 5 metode gampang berikut ini! Hipnotis serta gendam jahat mental mendadak.

1. Jangan kerap melamun.

Jauhi sering- sering melamun dikeramaian. Alasannya, keadaan benak yang kosong pula dapat membuat kalian gampang dihipnotis. Jadi, upayakan supaya benak serta badan kalian senantiasa dalam kondisi siaga. Dengan demikian, apabila terdapat orang yang mau menghipnotis dengan metode menepuk, kalian dapat dengan gampang mengelak ataupun berusaha menepuk balik.

2. Jauhi Terlarut dalam Pembicaraan Panjang Lebar

Apabila terdapat orang asing mendekati, kemudian bingung serta mengawali pembicaraan, hendaknya sebisa mungkin kita jawab tanpa panjang lebar ataupun tidak ikut serta dengan obrolanya.
Ingat persoalan yang diajukan praktisi hipnotis kerapkali memancing empati, sehingga kalian hendak terlarut di dalamnya.

Lekas putuskan komunikasi apabila terlanjur meladeni obrolan orang tersebut dan segera jauhi, tetapi pastinya jalani perihal tersebut dengan sopan

3. Jangan cuma fokus pada satu hal

Buatlah aktivitas yang dapat membuat kalian tetap fokus. Tetapi jauhi pula fokus pada satu perihal saja. Banyaklah berpikir kala Kamu bepergian sendirian. Bila lagi jalan- jalan sendirian pandanglah sekitar, lihat apapun yang dapat memecah benak Kamu supaya tidak fokus pada satu titik saja.

4. Jangan gampang kaget apabila ditepuk

Praktisi hipnotis serta gendam tepuk pundak hanya dapat diaplikasikan kepada orang yang gampang kaget apabila ditepuk. Apabila kaget, upayakan jangan tatap lawan bicara Kamu yang baru saja diketahui. Lekas menghindar dari orang tersebut supaya bebas dari kejahatan hipnotis serta gendam tepuk pundak.

5. Jauhi menerima pemberian dari orang asing

Jangan mudah terima pemberian dari orang yang tidak dikenal, apalagi saat perjalanan. Dalam sebagian permasalahan, santapan serta minuman dapat digunakan sebagai media hipnotis ataupun gendam. Sebagian besar kasus  yang dilaporkan ke kepolisian menyebut korban banyak mengaku bahwa kejadian yerjadi setelah menyantap pemberian dari orang yang tidak diketahui.

Demikianlah.. semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun