Temanggung - Maraknya trend fashion menggunakan motif tradisional mulai banyak digunakan oleh masyarakat, tak terkecuali batik. Batik merupakan salah satu warisan budaya yang ada Indonesia dan perlu dilestarikan. Masyarakat kebanyakan hanya mengenal dua jenis batik yaitu batik tulis dan batik cap.Â
Seiring dengan perkembangan zaman banyak inovasi corak, motif, dan cara pembuatan batik yang sederhana. Salah satu pembuatan batik dengan cara sederhana yaitu Batik Ecoprint dari dedaunan.Â
Sistem dengan menjiplak dedaunan kemudian merendam atau merebusnya, mirip seperti proses pembuatan batik sehingga disebut Batik Ecoprint. Motif yang dihasilkan oleh Batik Ecoprint ini lebih kontemporer dibandingkan batik yang digambar atau dicetak dengan motif klasik.
Adanya kemudahan pembuatan dan ciri khas dari Batik Ecoprint tersebut membuat kami Mahasiswa UNNES Giat 3 tahun 2022 berinisiatif memberikan sosialisasi dan pelatihan pembuatan Batik Ecoprint.Â
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada 24 - 25 November 2022 dengan sasaran ibu-ibu PKK yang ada di Desa Tlahab. Pada hari pertama tanggal 24 November 2022 pelatihan diawali dengan sosialisasi mengenai apa itu Batik Ecoprint, proses pembuatan dan hasil akhir dari semua proses yang telah dilakukan.Â
Setelah memberikan sosialisasi serta petunjuk pembuatan, peserta dipersilakan untuk menempatkan diri dan mempersiapkan alat bahan di tempat yang sudah disediakan.Â
Peserta yang sudah selesai mempersiapkan alat bahan lalu diberikan kain putih sebagai media untuk membuat Batik Ecoprint. Dalam pelatihan ini, peserta diberikan kebebasan untuk membuat motif serta corak batik sesuai dengan dedaunan yang dibawa.Â
Langkah pertama yaitu menyusun motif dan corak batik dengan dedaunan yang dibawa kemudian melapisinya dengan plastik. Selanjutnya, peserta memukulkan palu ke atas dedaunan agar zat warna pada daun tersebut menempel di kain.Â
Setelah zat warna daun menempel sempurna, kain tersebut direndam dengan air bercampur tawas selama beberapa saat agar warna yang dihasilkan tidak pudar. Hasil akhir dari Batik Ecoprint ini dapat digunakan untuk taplak meja atau hiasan di rumah.
Selesai dengan sosialisasi dan pelatihan pembuatan Batik Ecoprint di hari pertama, kami Mahasiswa UNNES Giat 3 melanjutkan sosialisasi dan pelatihan packaging Batik Ecoprint di hari kedua.Â
Media yang digunakan ini berbeda dengan hari pertama yaitu dengan menggunakan tote bag polos berwarna putih. Adapun penggunaan media tote bag ini yaitu bertujuan agar hasil akhir tote bag motif Batik Ecoprint dapat dipasarkan sebagai salah satu oleh-oleh khas Desa Tlahab.Â
Proses pembuatan tote bag motif Batik Ecoprint sama seperti pembuatan Batik Ecoprint media kain di hari pertama.Â
Setelah tote bag motif Batik Ecoprint mengering dengan sempurna, para peserta diajarkan bagaimana cara mempacking agar tote bag tersebut siap untuk dipasarkan. Bahan yang digunakan untuk proses packing ini yaitu kertas yang berisi desain gambar dan keterangan produk serta plastik bening.Â
Tote bag Batik Ecoprint ini dilipat menjadi persegi panjang berukuran 20 cm x 10 cm yang kemudian dilapisi dengan kertas desain dilanjutkan dengan memasukkannya dalam plastik bening.Â
Sosialisasi dan pelatihan mengenai pembuatan Batik Ecoprint serta cara packing ini diharapkan dapat menambah keahlian dan kreativitas dari para peserta. Selain itu, hasil dari pembuatan tote bag motif Batik Ecoprint dapat dipasarkan meluas melalui toko offline atau online sebagai salah satu oleh-oleh khas Desa Tlahab.Â
Dengan adanya produksi oleh-oleh khas Desa Tlahab ini harapan kami yaitu dapat meningkatkan perekonomian warga sehingga kedepannya akan lebih banyak muncul ide-ide kreatif yang berkembang dari hasil pelatihan yang telah dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H