Â
Bencana tanah longsor di Serasan, Kabupaten Natuna, telah menimbulkan kerugian yang sangat besar. Data terbaru yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Minggu (12/3/2023) mencatat bahwa jumlah korban meninggal dunia mencapai 46 orang, sementara sembilan orang lainnya masih dalam pencarian. Ini menjadi pengingat bagi kita semua akan bahaya bencana alam, khususnya tanah longsor.
Faktor pemicu terjadinya bencana tanah longsor di Serasan sangat kompleks dan bervariasi. Dari analisa BMKG, tingginya curah hujan menjadi salah satu penyebab utama. Namun, kondisi tanah yang labil dan area perbukitan dengan kemiringan yang curam juga sangat mempengaruhi terjadinya bencana tersebut.
Untuk mengurangi risiko terjadinya bencana alam, langkah-langkah pencegahan seperti penghijauan dan pembangunan dinding penahan longsor sangat penting dilakukan. Selain itu, masyarakat di daerah rawan bencana harus selalu waspada dan memperhatikan informasi prakiraan cuaca serta hasil analisis lapangan oleh BMKG.
Dalam operasi pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban, pihak BNPB dan Kementerian PUPR bekerja sama untuk mengoptimalkan penggunaan tujuh alat berat untuk membantu proses pencarian korban yang hilang. Cuaca yang semakin membaik juga menjadi faktor pendukung dalam operasi tersebut.
Saat ini, sebanyak 2.240 jiwa menjadi pengungsi akibat bencana tanah longsor di Serasan. Mereka terbagi di enam lokasi, yaitu di PLBN, Desa Payak, Desa Batu Berlian, SMA N 1 Serasan, Pelimpak, dan Airnusa. Semua pengungsi merupakan warga yang terdampak dan yang meninggalkan rumah sementara demi mencegah terjadinya bencana tanah longsor susulan.
Kita semua harus belajar dari bencana alam ini. Bencana alam dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, oleh karena itu, kita perlu selalu waspada dan melakukan langkah-langkah pencegahan. Dengan cara ini, kita dapat meminimalkan risiko terjadinya bencana alam dan melindungi diri serta orang-orang terdekat kita dari bahaya bencana alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H