Mohon tunggu...
Adhy Rayenda
Adhy Rayenda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cita-cita Itu Bernama: Indonesia yang Mandiri

31 Mei 2017   15:09 Diperbarui: 31 Mei 2017   20:19 1597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama dari sektor pangan,  dimana pemerintah telah membuat rencana untuk melakukan swasembada pangan dan ingin lepas dari ketergantungan sembako dari negara lain. Bahan pokok seperti beras, cabai, dan bawang merah mulai dikembangkan produksinya dengan cara membimbing petani untuk menjadi lebih baik lagi.

Kemudian pada sektor ekonomi, saat ini persentase wirausaha di Indonesia masih sangat jauh tertinggal dari negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Padahal wirausaha merupakan sebuah faktor penting untuk mewujudkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik lagi dan tanpa adanya wirausaha tidak akan ada lapangan pekerjaan yang lebih luas untuk masyarakat.

Lalu terakhir dari sektor energi, dimana Indonesia dahulu pernah menjadi salah satu negara yang mengekspor minyak dan menjadi anggota OPEC. Kemudian sekarang berbalik arah menjadi negara pengimpor minyak karena ketidakmampuan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan minyak di dalam negeri.

Apa yang salah dengan mengimpor minyak ?

Coba bayangkan dengan apa Indonesia akan membeli minyak dari negara lain, jawabannya pasti dengan menggunakan cadangan devisa yang dimiliki. Impor yang meningkat artinya menjadikan cadangan devisa akan berkurang dari tahun ke tahun. Padahal cadangan devisa tesebut dapat digunakan untuk kebutuhan lain yang lebih penting dan bukan Cuma untuk digunakan membeli minyak dari negara lain saja.

Menurut Mbak Terry dalam blognya, rasio ketergantungan negara akan impor minyak mentah sebesar 33% ‐ 44% dan kemungkinan besar akan terus meningkat. Ketergantungan inilah yang selalu menggerus cadangan devisa kita tiap tahunnya. Harusnya kita menggunakan devisa kita untuk sektor-sektor lain yang lebih penting.

Mewujudkan Cita-cita Harus Diiringi dengan Langkah Nyata

Melihat hal tersebut pemerintah mulai berpikir untuk mengambil langkah nyata untuk dapat mewujudkan kemandirian dalam sektor energi. Dengan menggandeng PT Pertamina(Persero), pemerintah mulai mengembangkan kapasitas bahan bakar minyak untuk memnuhi kebutuhan di dalam negeri.

Caranya dengan mengembangkan kapasitas dari kilang minyak yang ada dengan proyek RDMP (Refinery Development Masterplan Program) yang ada di Balikpapan, Cilacap, Balongan, dan Dumai. Bukan Cuma itu saja, proyek pembangunan kilang minyak di daerah yang baru juga turut dilakukan melalui NGRR (New Grass Root Refinery) di dua tempat yang berbeda yaitu Tuban dan Bontang.

Sehingga dengan adanya 2 proyek kemandirian energi ini kapasitas kilang minyak yang dari sebelumnya hanya sekitar 850 ribu barel per hari akan menjadi 2,2 Juta barel per harinya. Saya setuju dengan yang dikatakan Kang Hasan bahwa BBM adalah salah satu pilar penting pada dalam struktur energi nasional. Memastikan pilar penting ini kita kendalikan secara penuh adalah hal yang sangat strategis. Dan pilar inilah yang akan mengantar kita menuju cita-cita kita, Indonesia yang mandiri.

Sebuah target yang achievable dan tidak mustahil untuk dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun