Mohon tunggu...
Adhye Panritalopi
Adhye Panritalopi Mohon Tunggu... profesional -

Alumni Fak. Hukum Univ. Hasanuddin Makassar#Penyair dari Komunitas Halte Kayu Makassar#Penulis tetap di www.negarahukum.com# "AKAN ada banyak "WARNA" sebagi pilihan, tapi seorang SARJANA HUKUM harus berani menerima "HITAM dan PUTIH" sebaggi REALITA" ___Twitter @adhyjudo__FB: Adhye Panrita Lopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Dari Kotak Kecil Penuh Warna

3 Januari 2014   15:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:12 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Ilustrasi: myakise.blogspot.com)**dari kotak kecil penuh warna kutulis seisi hati yang mengendap selama diamku ketika itu, kulihat bangkai-bangkai pada asyik bergoyang ada yang lagi asyik bergoyang kereta malam lalu yang lain pada mabuk dengan goyang caisar_ katanya, semua itu untuk menghibur sosok di luar kotak adakah yang terhibur di sana? : kecuali bangkai menghibur bangkai_ dari kotak kecil penuh warna kutata rapi kalimat ini dari kata per kata di antara kesibukan manusia setengah dewa yang lagi mengemis citra dan cinta murahan pula di antara barisan manusia-manusia berotak tikus nan rakus : inikah sifat kemanusiaanmu wahai tuan dan nyonya?_ dari kotak kecil penuh warna ku lihat warna hitam dibuat semakin mencolok sementara warna putih dibiarkan pudar dengan air liur hilanglah nilai kebaikan pada setiap adegan maya setiap hari sinetron dan lelucon merajai pemirsa nusantara : ke mana dirimu wahai pendongeng etika dan moral? _ dari kotak kecil penuh warna lihatlah manipulasi berkedok informasi orang-orang pada menyanyikan lagu pelangi sayang, keindahan lagunya dirusak oleh kaum banci maka pada akhirnya informasi berbuah keji : sudahkah birahi menguasai hati nurani?_ dari kotak kecil penuh warna bolehkah kusebut ini era kelabu? sebab tiada lagi yang kini dianggap tabu bahkan mengumbar aurat kian menguntungkan berjuta orang dihibur dengan lelucon nan konyol di sana,perilaku sang ustadz pun kadang tak terkontrol_: oh, benarkah dunia ini selebar kotak kecil itu tuan dan nyonya?------------------------------------------ Adhye Panritalopi negeri para daeng 3 Januari 2014 Puisi ini ditulis atas keresahan penulis dengan acara televisi yang tidak mendidik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun