Mohon tunggu...
Adhye Panritalopi
Adhye Panritalopi Mohon Tunggu... profesional -

Alumni Fak. Hukum Univ. Hasanuddin Makassar#Penyair dari Komunitas Halte Kayu Makassar#Penulis tetap di www.negarahukum.com# "AKAN ada banyak "WARNA" sebagi pilihan, tapi seorang SARJANA HUKUM harus berani menerima "HITAM dan PUTIH" sebaggi REALITA" ___Twitter @adhyjudo__FB: Adhye Panrita Lopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Unik dari Serambi Madinah

22 Agustus 2013   16:42 Diperbarui: 4 April 2017   17:35 5517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut sejarah, Kota Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 (empat ratus) tahun lalu. Kota Gorontalo sendiri merupakan salah satu kota tua yang ada di pulau Sulawesi selain Kota Makassar, Pare-Pare dan Manado. Provinsi Gorontalo yang terkenal dengan julukan “Negeri Serambi Madinah”. Julukan ini muncul sebagai manifestasi nilai adat, nilai kesopanan dan nilai norma Agama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Gorontalo. Masyarakat Gorontalo terkenal dengan filosofi adatnya yakni “Adat bersendikan Syara’, Syara’ bersendikan Kitabullah”.

Sebagai orang yang pernah setahun tinggal di Gorontalo, tentu saya memiliki banyak kesan pada daerah ini. Ada banyak kesan yang bisa saya tuliskan mengenai Gorontalo. Namun, khusus dalam tulisan saya kali ini, mungkin hanya beberapa kesan unik yang bisa saya ceritakan. Adapun kesan unik dari Gorontalo menurut pandangan saya antara lain:

  • Cerita Kemerdekaan Lebih Awal

13771642171213191033
13771642171213191033

Menurut sejarah, Gorontalo telah mendeklarasikan kemerdekaan jauh sebelum Soekarno-Hatta memproklamasikannya. Adalah H. Nani Wartabone, seorang pejuang asal Gorontalo, pada tanggal 23 Januari 1942 di depan massa yang berkumpul mengatakan;

Pada hari ini, tanggal 23 Januari 1942, kita bangsa Indonesia yang berada di sini sudah merdeka bebas, lepas dan penjajahan bangsa mana pun juga. Bendera kita yaitu Merah Putih, lagu kebangsaan kita adalah Indonesia Raya. Pemerintahan Belanda sudah diambil oleh Pemerintah Nasional. Agar tetap menjaga keamanan dan ketertiban.

Peristiwa ini terjadi di depan Kantor Pos Gorontalo, dimana saat itu juga disertai dengan pengibaran bendera merah putih sembari menyanyikan lagu Indonesia Raya. Peristiwa ini terjadi setelah H. Nani Wartabone dan pasukannya berhasil mengepung kota Gorontalo dan menaklukkan Detasemen Veld Politie, yang dipimpin oleh WC Romer.

  • Tradisi Tumbilatohe Menyambut Idul Fitri

13771642701268029530
13771642701268029530

Pada Bulan Ramadhan khususnya menjelang perayaan Idul Fitri, masyarakat Gorontalo memiliki tradisi yang unik. Tradisi Tumbilatohe atau Malam Pasang Lampu yaitu suatu acara 3 hari menjelang Lebaran Idul Fitri dimana pada malam hari setiap rumah banyak dihiasi Lampu Minyak. Uniknya, pada malam hari lampu-lampu minyak ini bukan hanya menghiasi rumah-rumah penduduk, tetapi juga menghiasi mesjid, kantor, sekolah, kampus, jembatan bahkan lapangan yang ada di seluruh penjuru daerah Gorontalo.

  • Lebaran Ketupat

Pada hari ketujuh setelah Lebaran Idul Fitri ada satu perayaan yang namanya Lebaran Ketupat. Tradisi ini berasal dari masyarakat Jawa yang telah mendiami Gorontalo dan berlangsung terus menerus sampai sekarang. Pada Lebaran Ketupat semua masyarakat Gorontalo disetiap rumahnya menyediakan sajian makanan berupa ketupat, opor ayam, nasi bulu, dodol dan sebagainya. Yang unik, karena siapa pun boleh mencicipi makanan itu. Tanpa kecuali, entah itu kerabat dekat pemilik rumah hingga orang lain yang tidak mereka kenal pun boleh mencicipinya.

  • Makanan

13771643251164225422
13771643251164225422

Wah, bicara hal yang satu ini, penulis paling senang. Bagaimana tidak banyak keunikan makanan khas Gorontalo yang penulis pernah rasakan. Sebut saja antara lain; Binte Biluhuta alias Milu Siram, Lalampa semacam lemper, Ayam bakar Yiloni, Ilabulo, Nasi Kuning, Duwo alias Nike, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Khusus makan di Gorontalo, ada beberapa yang membuat saya terkesan. Nasi kuning misalnya, seolah makanan yang satu ini menjadi menu utama masyarakat buat sarapan pagi. Masyarakat Gorontalo kelihatannya gemar makan nasi kuning pagi-pagi. Selain itu, soal makanan ada lagi yang unik, bahwa anda jangan heran kalau di Gorontalo itu, sayur kangkung nya beda dengan sayur kangkung di daerah lain. Apa yang membedakan?. Masyarakat Gorontalo tidak suka makan daun kangkung, makanya sayur kangkung yang di tumis disana hanya dipenuhi batang kangkung (tanpa ada daunnya).

Terakhir masalah cabe alis lombok. Masyarakat Gorontalo pada umumnya penyuka makanan pedis. Maka jangan heran kalau di pasar anda melihat ibu-ibu beli cabe per liter atau per kilo. Warung-warung makanan di Gorontalo pada umumnya menyediakan makanan yang super duper pedes alias pedis. Wah, yang satu ini pernah merepotkan saya ketika baru saja menginjakkan kaki di Gorontalo. Akibat tidak terbiasa makan makanan super duper pedes, awalnya sekitar lima hari berturut-turut saya mencret-mencret…haha…

  • Trasportasi

1377164391387604481
1377164391387604481

Sama seperti makanan. Alat transportasi di Gorontalo punya banyak keunikan. Salah satunya adalah keberadaan bentor. Bentor alias becak motor merupakan transportasi andalan di kota Gorontalo. Jika di kota-kota lain, angkot (Makassar: pete-pete) dan taxi menjadi transportasi massal paling populer di kota-kota. Maka, di kota Gorontalo, bentorlah yang menempati rangking pertama. Angkot bahkan jarang sekali di temukan. Saya sendiri selama satu tahun di Gorontalo baru sekali naik angkot, itupun hanya untuk perjalanan keluar kota. Kalau dalam kota tidak pernah.

Soal Taxi, ini juga unik. Jika di kota-kota lain Taxi adalah kendaraan umum yang memiliki argo. Beda halnya di Gorontalo, Taxi itu adalah kendaraan jenis avanza, kijang atau panther. Intinya, Taxi Gorontalo adalah kendaraan yang kelasnya sedikit di atas angkot yang biasanya beroperasi antar kota dan kabupaten. Baik yang berplat kuning (Taxi Legal) maupun yang berplat hitam (Taxi Gelap/Ilegal).

  • Cerita Mistik

Menurut cerita yang pernah saya dengar, di Gorontalo ada satu suku namanya suku Polahi. Suku Polahi merupakan suku yang tinggal di pedalaman hutan Gorontalo, suku ini masih primitif dan tidak mau bergaul atau bersosialisasi degan warga atau suku suku lainnya di Gorontalo dan mereka lebih menyukai hidup mengasingkan diri di hutan. Suku Polahi memiliki budaya yang tak lazim dilakukan banyak orang saat ini yakni menikahi anggota saudaranya sendiri, hal ini dilakukan karena suku ini tidak mau bercampur dengan suku lain karena tidak banyak pilihan orang yang bisa dinikahi maka mereka memilih menikah dengan  saudara mereka sendiri. Sehingga tidak heran jika ada anak yang menikahi ibunya sendiri serta bapak yang menikahi anak perempuan mereka.

Uniknya, menurut cerita, Suku Polahi menyimpan cerita mistis. Suku Polahi dianggap mempunyai ilmu kesaktian yang bisa menghilang dari pandangan orang. Mereka dipercaya punya kemampuan berjalan dengan sangat cepat, dan mampu hidup di tengah hutan belantara. Ini terbukti karena sampai sekarang tak banyak yang tahu keberadaan suku ini.

  • Cadeko alias Hot Pants

13771644941642359444
13771644941642359444

Dalam pergaulan sehari-hari, masyarakat Gorontalo, khususnya bagi kalangan muda mudi di kenal istilah “Cadeko”. Cadeko bukanlah Cakalang Deho Kodi-Kodi (bahasa Makassar), tetapi Cadeko yang satu ini merupakan singkatan dari Celana Dekat Kodok. Kodok sendiri bukanlah “katak”, melainkan sebutan kelamin wanita dalam Bahasa Gorontalo (Indonesia: Mis V). Entah dari mana istilah ini muncul tetapi yang jelas sampai saat ini para lelaki di Gorontalo disuguhkan oleh tontonan gratis paha molek gadis-gadis muda tak kala mereka mengenakan Cadeko (Celana ukuran sejengkal) ini.

Kenapa ini menjadi unik?. Itu tidak lain karena budaya masyarakat Gorontalo yang begitu kental. Daerah dengan julukan Negeri Serambi Madinah ini akan terlihat ganjil ketika melihat perilaku masyarakatnya yang jauh dari nilai budaya dan ajaran agama. Nah, kegemaran memakai Celana Cadeko menjadi salah satu batu sandungan tersendiri buat pengukuhan karakter dan identitas daerah ini.

Itulah beberapa hal unik seputar daerah Gorontalo. Penulis menuliskan hal ini semata-mata karena penulis teringat masa-masa di Gorontalo dulu. Ada kesan dan kenangan tersendiri yang membuat kerinduan akan daerah ini kembali mencuak. Dan melalui tulisan ini, kiranya menjadi pengobat sedikit kerinduan penulis akan suasana Gorontalo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun