Mohon tunggu...
Adhye Panritalopi
Adhye Panritalopi Mohon Tunggu... profesional -

Alumni Fak. Hukum Univ. Hasanuddin Makassar#Penyair dari Komunitas Halte Kayu Makassar#Penulis tetap di www.negarahukum.com# "AKAN ada banyak "WARNA" sebagi pilihan, tapi seorang SARJANA HUKUM harus berani menerima "HITAM dan PUTIH" sebaggi REALITA" ___Twitter @adhyjudo__FB: Adhye Panrita Lopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melompat, dari Subuh yang Rubuh

3 Mei 2014   14:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:55 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mungkin suatu saat engkau akan menulis kisah tentang cinta, tentang hakikat, tentang alam, tentang asal muasal, juga tentang Tuhan dan segala ciptaanNya. tapi, pernahkah tuan dan nyonya berfikir akan menulis kisah tentang Ghibran yang tak mau disebut penyair?. tentang Plato yang tak mengakui dirinya sebagai seorang filsuf?. atau barangkali tentang Muhammad yang mengaku-ngaku sebagai seorang nabi?. oh iya, siapa Muhammad itu?. bukannya Muhammad memang seorang nabi?: maaf, aku lupa!.memangnya siapa umat Muhammad?, anda atau saya?

/5/

tuan dan nyonya,

apakah tuan dan nyonya masih ingat pada deretan angka-angka?, satu, dua, tiga, empat, dan seterusnya?. ayo, mari, kuajak tuan dan nyonya melompati ruang dan waktu memakai angka-angka itu. barangkali aku cukup menghitung saja, biar tuan dan nyonya saja yang melompat. ku harap, pada hitunganku yang ke dua puluh lima, tuan dan nyonya melompat. terserah tuan dan nyonya mau melompat kemana. ke lembah bisa. ke danau bisa. ke kali juga bisa. apa lagi hanya melopat ke atas kasur. bisa, bisa, bisa saja tuan dan nyonya: aku juga pernah melompat diatas kasur bersama mimpi yang sampai hari ini masih tertidur pulas.

/6/

tuan dan nyonya.

apakah tuan dan nyonya sudah siap melompat?. sekarang kita sudah di hitunga kedua puluh dua. mengapa tuan dan nyonya belum juga melompat?. apa tuan dan nyonya takut lompatannya nanti tidak sampai di kaki senja?. ayo tuan dan nyonya, melompatlah!. tetapi ingat, jaga lompatannya tuan dan nyonya. di depan sana, akan ada liang lahat yang siap menghentikan lompatan tuan dan nyonya:

dua tiga, dua empat, dua lima, dua enam, dua ... dua ... dua ...

:oh tuan dan nyonya, masihkan kau ingin menduakan-Nya ?

[] [] [] [] [] [] [] [] [] []

Adhye Panritalopi,
Makassar, Negeri Para Daeng
03 Mei 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun