Mohon tunggu...
Adhit Yajulianto
Adhit Yajulianto Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

bermain game merupakan hobi dan kesukaan saya disela kegiatan saya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Filosofi Budaya Bali dalam Pertanian Berkelanjutan

8 Februari 2024   20:43 Diperbarui: 8 Februari 2024   20:44 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://amp.dekoruma.com/artikel/70453/fakta-menarik-arsitektur-tradisional-bali

- Nista Angga: merupakan bagian terendah dan merupakan bagian yang tidak suci.

https://amp.dekoruma.com/artikel/70453/fakta-menarik-arsitektur-tradisional-bali
https://amp.dekoruma.com/artikel/70453/fakta-menarik-arsitektur-tradisional-bali

Apakah kalian pernah mendengar berita tentang larangan melakukan wisata dan mendaki gunung di Bali?

Gunung merupakan bagian utama/ atas dari yang lain, maka gunung termasuk kedalam Utama Angga karena Gunung di Bali sering dipakai sebagai tempat ritual keagamaan sehingga dapat diartikan sebagai  tempat yang paling suci dan sakral. Madya Angga dapat merupakan bagian tengah, maka dapat  diartikan sebagai aktivitas perkotaan dalam  masyarakat. Sedangkan Nista Angga merupakan terendah yang tidak suci, sebagai contoh orang-orang boleh menggunakan pakaian terbuka dipantai karna termasuk dalam Nista Angga.

Lalu apa hubunganya Tri Angga dengan Pertanian Berkelanjutan?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka harus menjawab melalui tiga aspek dari pertanian berkelanjutan.

- Social (sosial): Tri Angga merupakan salah satu filosofi dari kebudayaan Pulau Bali, sehingga masyarakat akan melestarikan kebudayaan tersebut.

- Environment( lingkungan): Gunung merupakan bagian dari Utama Angga. Selain sebagai tempat suci, dalam sudut pandang lingkungan Gunung di Bali masih aman dan produktivitas lingkungan masih terjaga, sehingga terhindar dari pemanasan global dan erosi.

- Economy ( ekonomi): Jika lingkungan Gunung di Bali masih aman dan produktivitas lingungan masih terjaga, maka akan meminimalisir terjadinya kerugian dari erosi.

Tri Hata Karana merupakan filosofi dalam kebudayaan agama Hindu dibali yang menjelaskan tentang hubungan harmonis antara alam, manusia, dan Tuhan. Tri Hata Karana juga memiliki arti yaitu tiga penyebab kemakmuran. Tri Hata Karana mengajarkan bahwa manusia harus saling hidup berdampingan dengan cara saling menghargai dan toleransi. Tri Hata Karana dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

       - Parahyangan:  Dengan melakukan hubungan dengan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun