Mohon tunggu...
bang adhit
bang adhit Mohon Tunggu... profesional -

I am not a monster, i am a lover

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sepotong Cerita dari Pulau Pagang

8 Oktober 2014   20:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:52 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lima ratus meter lagi, belok kanan."

Saya hampir semaput. GPS sedang menguji kesabaran saya. Dan dia bermain-main dengan takdir. Saya curiga jika GPS memang bermasalah.

Setelah hampir sepuluh kilometer berjalan, saya dan teman-teman akhirnya sampai di Pelabuhan Bungus. dan ternyata lokasi penyeberangan kita bukan tepat di Bungus akan tetapi di sebuah wisma yang menyediakan paket tur ke Pagang. Wisma-wisma tersebut dikelola oleh masyarakat lokal yang menyediakan speed boat, life jacket, snorkel mask dan juga makan siang sebagai paket berkunjung ke Pulau Pagang.

Kalau Anda ingin menginap di Pagang juga bisa dengan terlebih dulu memesan kepada pengelola. Mohon maaf saya tidak punya nomor kontak pengelola tersebut jadi belum dapat berbagi kepada Anda semua.

Setelah beli persediaan makanan, ganti pakaian, dan sebagainya, kami naik ke speedboat. Penyeberangan yang seharusnya memakan waktu hanya tiga puluh menit menjadi lebih lama disebabkan sebelumnya mesin diesel speedboat gagal menyala selama 10 menit. Duh!

Saya duduk di muka seolah naik delman, menikmati angin dan pemandangan sekitar. Kami semua menyempatkan untuk tidur siang sejenak di speedboat setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan.

Di tengah perjalanan, saya sempat melihat Pulau Sikuai. Sayang, pulau yang sering digadang-gadang oleh para traveler lokal ternyata sangat sepi. Informasi dari penduduk setempat saat itu, wisata ke Sikuai ditutup sementara karena pengelolanya tidak lagi menangani wisata di pulau tersebut. Sayang, potensi wisata lainnya yang bisa jadi akan terbengkalai.

Sesampai di Pagang, saya langsung lompat ke air, sekaligus membantu menurunkan barang-barang bersama dengan teman-teman lelaki yang ikut ke Pulau Pagang. Selanjutnya saya coba berenang buat tahu kondisi airnya. Dahsyat! Airnya oke banget. Biru dan jernih. Pasirnya putih dan pemandangannya bagus. Tapi sebagai penghobi snorkeling saya kecewa. Pagang tidak menyediakan snorkelling spot yang oke. Plus alat-alat snorkel yang gak terawat jadi poin minus lainnya.

Alhasil saya lebih banyak main pasir dan  berjalan-jalan menikmati pemandangan di Pulau Pagang sambil berfoto bersama teman wanita saya dan teman-teman lainnya. Saya juga sempat jadi pelatih snorkeling dadakan buat teman-teman. Bantu-bantu pasang life jacket, snorkel mask, dan latihan snorkeling. Lumayan untuk menambah pengalaman baru buat teman-teman.

Oh iya, pertimbangan lainnya buat Anda yang ingin ke Pagang adalah fasilitasnya yang amat terbatas. Belum ada akomodasi yang memadai seperti layaknya resort lainnya di Indonesia. Saran saya, kalau Anda ingin menginap di Pagang, bawa saja bivak atau tenda, bahan makanan plus alat-alat masak pribadi. Di Pagang sendiri cuma ada warung yang sangat sederhana dan Anda harus pesan terlebih dahulu sebelum sampai di Pulau Pagang.

And the conclusion is..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun