Mohon tunggu...
Adhit Amirulloh
Adhit Amirulloh Mohon Tunggu... Penulis - Aspiring as Copywriter

Reach me on adhit@impactfulwriter.com || adhitamirulloh.com

Selanjutnya

Tutup

Film

Belajar dari Dokumenter Agar Tidak Kaku

21 Oktober 2023   20:00 Diperbarui: 21 Oktober 2023   20:14 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa saat yang lalu Netflix merilis film dokumenter yang berjudul "Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica". Sebuah kasus kopi sianida yang ternyata penuh kejanggalan. Hal ini pun menjadi perbincangan di media sosial. 

Tidak berhenti di sana, Ayah Mirna (korban) diundang di salah satu kanal tv, dan karenanya, karena dianggap kontroversial, perbincangan tersebut menjadi lebih seru dibicarakan oleh orang-orang. Apakah kamu sudah menonton dokumenternya? dan apakah kamu juga membahas hal ini di media sosial?

Bisa kita lihat, betapa dahsyatnya kekuatan film dokumenter, mendokumentasikan sebuah kasus yang sudah redup menjadi perbincangan kembali. Membuat sebuah kasus yang dulu kita anggap si pelaku adalah pelaku, dan sekarang setelah menonton dokumenter tersebut kita jadi bertanya-tanya bahkan berkonspirasi, "Apakah si pelaku benar pelaku dan bukan korban juga? Mungkin si A terlibat".

Dokumenter adalah jendela dunia, sama seperti buku. Dengan menontonnya, kita jadi tak kaku, karena tahu apa yang telah terjadi di belahan bumi, karena tahu ada kejadian apa di bumi ini. Ini berarti kita semua bisa menggunakan dokumenter sebagai alternatif sumber pengetahuan.

Dokumenter dalam KBBI adalah sesuai dokumentasi, yang berarti pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan.

Sebagai contoh, bulan September lalu, ada kasus kawin tangkap di NTT yang ternyata hal serupa juga ada di Kyrgyzstan, dalam video/film dokumenter yang diunggah oleh vice, terlihat jelas betapa takutnya si korban penculikan pernikahan (kawin tangkap). Tak hanya itu, dalam dokumenter ini dijelaskan apa yang terjadi setelah aksi penculikan dan dari mana sejarah tradisi ini.


Untuk dokumenter di dalam negeri, kalian bisa lihat Watchdoc, Mereka aktif dalam membuat dokumenter yang terjadi di negara ini, salah satu karyanya yang terkenal adalah Sexy Killer. Sebuah dokumenter yang menjelaskan sosok-sosok politik yang bermain dalam pertambangan batubara.


Sejatinya, dokumenter adalah pengabadian momen, tetapi maknanya lebih dari itu. Dokumenter bisa menggugah emosi kita, menggerakkan orang-orang, dan yang paling penting adalah mengubah pandangan. Dunia bukan hanya Indonesia, dunia itu luas maka dari itu, jangan kaku.

Film dokumenter apa yang telah menggugah atau menggerakkan hati kamu? Jika kamu belum pernah atau belum punya dokumenter favorit, kamu bisa nonton kedua kanal yang telah dibagikan sebelumnya. Kamu akan menyukainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun