Mohon tunggu...
Dian Adhitama Azhari
Dian Adhitama Azhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Negeri Yogyakarta

Membuat opini kepada publik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa kasus bunuh diri pada usia remaja saat ini meningkat: Bagaimana remaja menghindarinya?

22 November 2023   22:00 Diperbarui: 23 November 2023   14:58 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta, 22 November 2023 - Kasus bunuh diri semakin banyak, terutama pada remaja. Berbagai faktor dapat menjadi penyebab kecenderungan bunuh diri. Dalam artikel opini ini, kita akan membahas tentang sebab dan solusi kasus bunuh diri pada remaja. 

Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023.

Angka itu sudah melampaui kasus bunuh diri sepanjang tahun 2022 yang jumlahnya 900 kasus. 

10 provinsi dengan laporan kasus bunuh diri terbanyak di Indonesia sepanjang Januari-18 Oktober 2023 pukul 09.08 WIB:

  1. Jawa Tengah: 356 kasus
  2. Jawa Timur: 184 kasus
  3. Bali: 94 kasus
  4. Jawa Barat: 60 kasus
  5. D.I Yogyakarta: 48 kasus
  6. Sumatra Utara: 41 kasus
  7. Lampung: 27 kasus
  8. Sumatra Barat: 26 kasus
  9. Bengkulu: 22 kasus
  10. Sulawesi Utara: 18 kasus

Polri juga mencatat, kasus bunuh diri paling banyak ditemui di perumahan atau permukiman, yaitu 741 kasus, kemudian di perkebunan 104 kasus, dan persawahan 18 kasus.

Sebab Kasus Bunuh Diri

Beberapa faktor yang berkontribusi pada kecenderungan bunuh diri pada remaja:

1. Tekanan masa remaja yang tak mudah, bagaimana tekanan yang biasanya terjadi? 

- Tekanan ini bisa dari keluarga sendiri seperti, tekanan dari keluarga sendiri dengan berbagai macam masalah, dan bisa juga tekanan yang diberikan dari pasangan (pacar). 

2. Komunikasi yang buruk antara orang tua dan anak. 

- Dalam hal ini komunikasi buruk bisa terjadi dikarenakan orang tua yang sibuk dengan pekerjaan dan jarang berkomunikasi dengan anaknya, atau bisa sebaliknya orang tua sudah terbuka dalam komunikasi tetapi anak tidak mau terbuka hanya memendam masalahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun