Seminggu belakangan ini, linimasa saya baik di facebook, twitter, atau path ramai sekali membicarakan mengenai games Pokemon Go, permainan yang berbasis lokasi yang dicampur dengan augmented reality (penggabungan antara gambar nyata dengan gambar dari komputer, dalam hal ini menggunakan kamera smartphone).
Untuk Pokemon sendiri, berawal dari permainan yang diciptakan pertama kali pada tahun 1995 untuk gameboy yang kemudian dijadikan serial animasi TV bahkan Film Bioskop. latar belakang ceritanya adalah mengenai anak muda yang melakukan perjalanan untuk mengumpulkan pokemon (singkatan dari "pocket monster") yang kemudian pokemon tersebut menjadi trainer/pelatih pokemon tersebut, dan bertanding untuk olahraga.
Terlepas dari pokemon yang menjadi tokoh utama permainan ini, menurut saya yang menjadi otaknya adalah Niantic Labs. Niantic Labs berawal dari perusahaan startup internal milik google yang ditemukan oleh John Hanke pada 2010 yang kemudian pada tahun 2015 melepaskan diri dan menjadi perusahaan terpisah dari google.
Kekaguman saya terhadap Niantic labs adalah ketika saya memulai permainan ingress yang juga permainan berbasis lokasi (menggunakan GPS) dengan genre permainan sejenis capture the flag ( rebut benteng).
Ingress bercerita adanya kekuatan dari luar angkasa yang membentuk portal di tempat tempat tertentu, dan kita dibagi menjadi dua faksi, faksi pendukung (enlightened) dan faksi pemberontak (resistanced). kita diharuskan untuk mendatangi tempat-tempat munculnya portal untuk merebut portal tersebut.
Niantic Labs saya bilang sangatlah hebat dengan membuat games seperti itu di tahun 2012 ( walau baru bisa diinstall oleh umum pada tahun 2013 akhir). dan games ini benar-benar membuat kita harus bergerak (walaupun ada yang curang menggunakan location faker) dan di desain untuk kita bersosialisasi terutama dengan faksi kita sendiri, karena mempertahankan atau menyerang portal tersebut sulit untuk dilakukan sendiri.
berbeda dengan games lainnya yang ada di smartphone yang hanya akan membuat malas untuk beranjak dari tempat duduk (atau tempat tidur) dan membuat kita mengurangi sosialisasi dengan orang lain. Niantic Labs "memaksa" untuk bergerak dan bersosialisasi.
Kembali ke Pokemon Go, Niantic Labs mendapatkan kerjasama dari nintendo dan The Pokemon Company di september 2015 lalu dengan nilai kontrak sebesar 30 juta Dollar untuk pembuatan games/aplikasi ini.
Saat ini, di Indonesia belum keluar secara resmi permainan ini baik di play store google ataupun App store milik Apple, dan tetapi sudah banyak yang mengunduhnya dari luar.
Karena penasaran, saya mencobanya dengan membuat akun Itunes US (untuk Iphone) untuk dapat mendownloadnya,dan setelah mengunduhnya, saya memang merasakan pembuat permainan ini memang cerdas (terlepas dari server yang sering down sepertinya). sebuah games yang dirancang untuk membuat kita bergerak untuk mengejar khayalan masa kecil.
Tetapi karena latar belakang saya yang sebelumnya memainkan Ingress yang merupakan ciptaan dari Niantic Labs juga, saya merasakan adanya kesamaan dari lokasi-lokasi pokespot, yaitu lokasi tempat mendapatkan item2 gratis dengan portal yang terdapat pada Ingress.
Tidak bermaksud menyalahkan, tetapi saya juga mengerti bahwa pastinya berat untuk membuat pokespot baru yang mungkin jumlahnya jutaan di seluruh dunia, dilain sisi hal ini juga menjadi positif buat saya karena saya sudah hafal (atau dapat dengan mudah mencarinya) posisi pokespot yang ada di sekitar.
Dalam releasenya di blog nianticlabs.com permainan ini baru bisa dinikmati di Australia, New Zealand dan Amerika sejak tanggal 6 Juli belum jelas kapan bisa keluar di indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H