Mohon tunggu...
Adhisty Dinda
Adhisty Dinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Haiii saya Adhisty Dinda mahasiswa Fakultas Pertanian dan Bisnis, Program Studi Agroteknologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kearifan Lokal dan Pertanian Berkelanjutan di Bawen

14 Februari 2024   18:19 Diperbarui: 14 Februari 2024   18:20 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haii semuanyaa!! Apa kalian tahu yang dimaksud Pertanian?, Apakah kalian juga tahu apa itu pertanian berkelanjutan? Yuk kita pahami bersama tentang pertanian dan pertanian berkelanjutan... Let's Go!!

Pertanian adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan bahan industri, bahan pangan serta sumber energi. Menurut Soetriono (2016), Pertanian merupakan suatu kegiatan yang memanfaatkan ketersediaan sumber daya alam untuk dikelola sedemikian rupa dengan tujuan memperoleh hasil yaitu produk pertanian. 

Sedangkan pertanian berkelanjutan sendiri adalah pendekatan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sumber daya alam tanpa merusak lingkungan, sosial, dan ekonomi. Pertanian berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar yaitu Profit (Economy), Planet (Environment), dan People (Society) yang bertujuan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan. Tiga indikator besar yang dapat dilihat adalah lingkungannya lestari, ekonominya meningkat (sejahtera), dan secara sosial diterima oleh masyarakat petani.

Contoh pertanian berkelanjutan yang terjadi di sekitar daerah saya yaitu di daerah Dsn. Srumbung Gunung, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang yang berdominan dengan persawahan. Masyarakat sekitar juga bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam segi sosial atau ekonomi ebagian besar petani yang tidak mempunyai lahan mereka menjadi buruh tandur dan buruh panen di petani lainnya dan dibayar menggunakan hasil panen itu atau uang. 

Masyarakat sekitar biasanya menanam padi setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan. Tetapi ada juga yang menanam sayuran. Pada saat menanam padi petani masih menggunakan cara tradisional dengan cara menanam satu persatu. Walaupun dibantu traktor untuk membajak sawahnya. Kelompok tani yang ada di daerah saya juga bergotong royong pada irigasi untuk pengairan sawah yang sebelumnya susah karena musim kemarau yang berkepanjangan. 

Pada saat waktu siap panen padi, ada salah satu ritual adat istiadat yang masih dilakukan oleh masyarakat jawa yaitu wiwitan atau ndeseli. Ritual itu dilakukan untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada dewi padi yang mereka percaya untuk menumbuhkan padi sebelum waktunya panen. Tradisi ini juga dilakukan secara turun temurun oleh warga di dusun srumbung gunung. Pada acara panen raya juga disiapkan persyaratan atau ubarampe untuk ndeseli dan di setiap wilayah memiliki ciri khasnya sendiri.

Sawah disini menerapkan sistem pertanian bentuk penanaman tanaman di satu jalur yang sama tanpa ada tanaman lainnya. Seperti satu jalur padi semua, satu jalur cabai semua. Para petani menjual padi hasil panen di pengepul, tetapi ada juga yang disimpan untuk makan sehari-hari. Sedangkan sayurannya langsung di jual di pasar atau  dijual di pedagang keliling. Dari segi lingkungan karena lahan yang ditanami beda-beda komoditas pada musimnya yang menjadikan tanahnya menjadi subur karena tanahnya yang sering di olah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun