Ketika waktu telah merenda masa
Mentari nampak berusaha menyinari
Sisa-sisa pucuk dedaun yang masih
Berharap sinar kemilaunya
Mempertahankan hijaunya
Demi kelangsungan hidup
Â
Sesaat tangan - tangan terampil
Merambah merusak memperdaya
Mengambil hidup dari pemiliknya
Merampas nafas dari angin
Ah...
Jangan pilih aku untuk kau rusak
Jangan pilih aku untuk kau matikan
Jangan pilih aku untuk kau buang
Jangan pilih aku untuk diaborsi dari hidupmu...
Bunda...
Jangan pilih aku  menutup mata
sebelum aku sempat membuka mata itu...
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!