Angin tiba-tiba bertiup di antara dedaunan
Aneh...angin hangat
Menyebar debu dari bentuk tak bernyawa
Dan dengan angin segar
Terjadilah perbedaan
Â
Dikipas angin hangat itu
Muncul citranya
Tawa ditempatkan dalam pipi
Tempat pencadangan air mata
Disimpan dalam jiwa
Â
Taburan kelap kelip pada mata
Puisi untuk roh
Logika
Loyalitas
Seperti daun-daun di musim rontok
Â
Mereka melayang-layangÂ
Dan mendarat
Lalu meresap
Pemberian-pemberianNya
Menjadi bagian dari diriNya
Â
Paduka yang mulia tersenyum memandang citraNya
" sempurna "
Mata terbuka
Kesatuan
Sang pencipta dan ciptaanNya berjalan bersama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H