Mohon tunggu...
Cinta Adhisty
Cinta Adhisty Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sara, Kau Pembunuh

27 Maret 2016   17:23 Diperbarui: 27 Maret 2016   18:25 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sara"][/caption]

Kau menatapku dingin

Aku bisa merasakan tatapanmu lebih dingin dari es di kutub

Tanganmu menggenggam belati

Siap ditancapkan pada tubuhku

Apa salahku...

Hingga kau tega melakukannya

Kau tega membunuh tiap mimpi-mimpiku

Kau tega menghancurkan harapan yang kumiliki

Bunda pertiwi...

Bukankah aku juga adalah anakmu

Yang terlahir di tanah permaimu

Yang tumbuh dan menjadi dewasa di bawah kepak garudamu

Yang mengais hari dengan upaya dan keringatku sendiri

Tapi mengapa anakmu yang lain ingin membunuhku...

Bukankah kau bunda yang selalu mengajari kami

Santun dalam perbedaan

Ramah meski tak sama

Bukankah binneka tunggal ika

Adalah warisan yang kau taruh di hati kami

Tapi mengapa warna kulit dan keyakinan

Seperti jurang yang memisahkan aku dan saudaraku

Sara...

Berhentilah berusaha membunuhku

Berhentilah menjadi profokator antara aku dan saudaraku

Sekalipun tampaknya kami berbeda

Tapi kami tetap sama

Darah kami sama merahnya

Hati kami sama sucinya

Suci untuk membangun negeri tercinta...

 

Makassar, 27 maret 2016

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun