Mohon tunggu...
Adhi Saputra Batubara
Adhi Saputra Batubara Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Whatever Your Problem Smile

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tungku Kayu di Belakang Rumah

26 Agustus 2023   22:00 Diperbarui: 26 Agustus 2023   22:19 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah sederhana, di tengah desa.
Tungku kayu berdiri, sepi dan tahu
Menyaksikan waktu berlalu perlahan
Dalam senyap, cerita-cerita terpahat.

Kayu-kayu itu, usang namun setia
Merangkai kisah zaman yang telah pergi
Mereka tahu rahasia sepanjang masa
Di dalam dinding-dinding, bisikan-bisikan tersembunyi.

Api yang berkobar, dansa di tungku kayu
Memanggang impian, menghangatkan rasa
Resapkan harap, sejukkan nestapa
Dapur di belakang rumah, saksi bisu kehidupan yang lalu.

Di sini ibu dulu memasak, lelah namun penuh cinta
Rintik hujan dan sinar matahari turut menyaksikan
Aroma masakan mengusir sepi, membelai jiwa
Rasanya masih mengendap, meski waktu telah berlalu.

Namun sekarang, kayu-kayu itu berdiam diri
Tak lagi terbakar nyala api dan cerita
Dapur kayu di belakang rumah
Menjadi lambang kenangan yang tetap tersimpan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun