Mohon tunggu...
Adhi Saputra Batubara
Adhi Saputra Batubara Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Whatever Your Problem Smile

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ambyar

24 Juli 2023   00:26 Diperbarui: 29 Juli 2023   20:25 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di keheningan malam gelap gulitaHatiku teriris-iris pilu dan pilu
Cinta yang pergi, berlalu bagaikan angin
Menghempaskan harapan yang kian pudar

Aku merenung di rerumputan sepi
Memandang langit yang kian menghitam
Kenangan manis menghantuiku tiada henti
Sungguh, ini adalah kisah ambyar yang pilu

Dulu kita berdua berjanji sehidup semati
Namun takdir memisahkan jalani cerita
Hati ini hancur, remuk oleh cinta yang terluka
Seperti bunga layu di tepi jurang

Setiap langkahku terasa tak bermakna
Seakan hidupku hampa tanpa dirimu
Kenangan indah selalu datang menghantui
Tak kuasa melawan, aku luluh dalam ambyar

Bercerai cintamu bagaikan sengatan pedih
Menyisakan luka di hati yang terluka
Aku terpuruk dalam kesepian sepi
Mencari arti cinta yang kini menghilang

Hancur hatiku, teriris rasa pilu
Tak ada lagi senyum di wajahku
Hanya ada luka dan rindu yang tiada tara
Di dunia ambyar, aku terdampar

Terkubur dalam nestapa dan duka
Mencari jawaban atas pertanyaan mengapa
Mengapa cinta yang tulus bisa pergi
Meninggalkan aku dalam kehampaan yang sunyi

Tapi aku tak ingin terus terpuruk dalam ambyar
Aku akan bangkit dari luka dan pilu
Mengubur semua kenangan yang menyakitkan
Berusaha melangkah meski perih tak terbendung

Ku yakin waktu akan menyembuhkan luka
Hingga aku bisa tersenyum kembali
Dan jika cinta datang lagi di hadapanku
Ku akan belajar untuk tidak lagi ambyar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun