Area yang menjadi lokasi penempatan tailing ini dipetakan secara presisi dan diberi kode zona A. Zona tersebut dipantau secara ketat dan berkala. Pemantauan dilakukan oleh pihak internal PT NNT melalui Departemen Environment maupun pihak eksternal yang independen seperti Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO) dari Australia dan peneliti dari Indonesia. Objek penelitian meliputi mutu air, sedimen, dan ikan di sekitar Teluk Senunu hingga perairan Lombok dan Selat Alas. Hasil kajiannya, kandungan mineral terlarut di semua lokasi dan semua kedalaman berada di batas aman serta tidak mencemari air laut.
Bisnis pertambangan adalah bisnis yang melibatkan banyak pemangku kepentingan. Dengan menerapkan standar tinggi dalam pengelolaan tailing, sebenarnya PT NTT bertaruh dengan reputasinya sebagai perusahaan berkelas dunia. Apabila terkuak bahwa ada prosedur yang dilanggar sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan, ada bermacam konsekuensi yang akan dihadapi PT NTT. Dari penghentian izin operasi oleh pemerintah, kehilangan pembeli produk di pasar dunia, hingga menurunnya goodwill perusahaan.
Beberapa peserta bootcamp dilibatkan dalam pemantauan rutin yang dilakukan oleh Departemen Environment PT NTT. Dengan menaiki kapal riset Tenggara Explorer, mereka berlayar hingga lebih dari dua jam menuju lepas pantai Teluk Senunu. Di beberapa titik yang ditentukan, mereka menurunkan alat yang disebut rosette sampler ke kedalaman laut tertentu untuk mengambil sampel air dan sedimen. Sampel tersebut akan diteliti serta sebagian lagi dikirimkan ke laboratorium independen di luar perusahaan untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih valid dan objektif.
Beberapa hari berada di area tambang Batu Hijau membuat kami tahu bahwa proses reklamasi lingkungan menjadi aspek yang tidak kalah penting dari proses pengambilan hasil tambang dari perut bumi. Dua hal tersebut saling mempengaruhi. Pelanggaran prosedur di salah satu aspek akan berdampak pada aspek lainnya. Perut bumi yang digali harus segera direklamasi. Tidak perlu menunggu hingga deposit mineral berharga menipis baru bertindak. Pemulihan lingkungan memang sudah seharusnya dilaksanakan secara berkesinambungan.
Â
[caption caption="Rerumputan di area tambang"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H