Mohon tunggu...
Adhi Kurniawan
Adhi Kurniawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Fans berat nasi pecel yang suka jalan-jalan dan foto-foto, saat ini tinggal di Jakarta dan sering pulang ke Ambarawa.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Diary of Mining Experience #6: Menebar Manfaat untuk Masyarakat

6 Maret 2016   15:21 Diperbarui: 7 Maret 2016   09:13 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut penjelasan Pak Taufikurrahman, sang penggagas BSL, hingga saat ini tercatat ada 710 nasabah yang secara rutin menyetorkan sampah. Nasabah tersebut mayoritas berasal dari Maluk dan Jereweh. Untuk menampung minat warga di wilayah lain terhadap program ini, tahun lalu BSL mulai membuka satu cabang di Sekongkang. Setiap bulannya rata-rata BSL sanggup mengumpulkan hingga 1,5 ton sampah kertas. Jenis sampah lain yang banyak terkumpul adalah sampah plastik dan sampah logam. Sampah yang sudah disortir akan dijual ke pengepul di Lombok. Dari hasil penjualan itulah nasabah akan mendapatkan uang, baik dalam bentuk tunai maupun tabungan.

Lokasi selanjutnya yang kami kunjungi pada hari keenam bootcamp ini adalah pabrik coconet di Maluk. Coconet adalah jaring-jaring yang terbuat dari anyaman serat sabut kelapa dengan lebar 2 meter dan panjang 15 meter. Coconet berfungsi sebagai penutup lapisan reklamasi area tambang agar tidak erosi sekaligus media tanam bagi benih yang disebar. Sebelum menggunakan coconet, PT Newmont pernah menggunakan serat ijuk yang disebut juknet untuk menutup lapisan reklamasi. Juknet dibeli dari supplier di Surabaya. Untuk memberdayakan warga lokal dan mendukung perekonomian setempat, perusahaan bekerja sama dengan wirausaha lokal membangun pabrik coconet ini.

Coconet merupakan industri padat karya, yaitu jenis industri yang menyerap banyak tenaga kerja. Ada sekitar 52 karyawan yang bekerja di pabrik seluas 4 are itu. Mayoritas dari mereka adalah ibu rumah tangga. Dalam sehari mereka mampu memproduksi hingga 20 coconet. Setiap lembar coconet dihargai Rp 100.000. Dalam satu bulan, karyawan menerima penghasilan rata-rata sekitar Rp 2,9 juta hingga Rp 3,2 juta. Selain dijual ke PT Newmont, hasil produksi coconet dikirim juga ke Dompu untuk memenuhi permintaan konsumen di sana.

Sore harinya kami menuju Pantai Maluk untuk mengunjungi area konsevasi penyu. Sejak tahun 2009, PT Newmont membangun area konservasi ini sebagai bentuk CSR di bidang lingkungan. Sebelum ada area konservasi, masyarakat terbiasa mengkonsumsi telur penyu. Pantai-pantai di sekitar Maluk dan Sekongkang memang menjadi lokasi favorit bagi penyu untuk meletakkan telurnya. Setelah bertelur, penyu menutupi lubang tempatnya bertelur lalu kembali ke laut. Telur-telur itulah yang diburu warga. Untuk mengikis kebiasaan yang dapat mengancam kelestarian penyu tersebut, PT Newmont secara persuasif mengajak masyarakat terlibat dalam kegiatan konservasi penyu.

[caption caption="Pelepasan penyu di Pantai Maluk"]

[/caption]

Di area konservasi penyu, ada sebuah bak pasir untuk tempat penetasan telur penyu. Setelah menetas, tukik atau anak penyu akan dipindahkan ke kolam penampungan. Tukik dipelihara hingga usia 6 bulan sebelum dilepaskan ke laut. Bersama anak-anak setempat, kami melepaskan 20 ekor tukik ke laut. Berdasarkan data statistik, dari setiap 1.000 ekor tukik yang dilepaskan, hanya ada 1 ekor yang bisa bertahan hingga dewasa dan berkembang biak. Dengan probabilitas yang demikian rendah, tentu upaya pelestarian penyu sangat mendesak untuk dilakukan.    

Tak lama setelah kami melepas tukik, hujan turun deras. Rencana semula untuk berenang dan hunting foto sunset di Pantai Maluk pun tidak terlaksana. Kami memilih berteduh di gazebo luas yang berdekatan dengan kios-kios penjual makanan. Karena hujan, kami justru bisa menikmati kudapan lokal yang nikmat seperti pisang goreng tepung yang disajikan dengan sambal plecing segar.

Senja tiba. Kami berkemas untuk kembali ke town site setelah dua hari sebelumnya menginap di rumah warga. Selama tinggal bersama warga, kami bisa mengamati program-program yang dilaksanakan untuk pemberdayaan masyarakat. Setiap perusahaan memiliki kewajiban menjalankan program tanggung jawab sosial atau CSR bagi masyarakat. Patuh atau tidaknya suatu perusahaan dalam menjalankan kewajiban tersebut, dapat dilihat dari ada atau tidaknya manfaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Bagaiamanapun, masyarakat adalah bagian tidak terpisahkan bagi eksistensi perusahaan itu sendiri.

Tabik

 

Simak kisah hari sebelumnya dalam tautan berikut ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun