Mohon tunggu...
Adhieyasa Adhieyasa
Adhieyasa Adhieyasa Mohon Tunggu... wiraswasta -

Berkebun sawit dan karet utk menyambung hidup ,asli jawa skrg tinggal di sumatra ,suka melamun di kebun dan mencari sinyal internet

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merindukan Jalan Lurus ( Edisi Serius )

31 Juli 2015   22:03 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:37 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lebaran kemaren aku piknik ke gunung

Sama mertua ,istri,dan anak

Pake innova muat masuk semua

Namanya jalan ke gunung 

Jalan sempit kurang dari 4 m dan berkelok kelok

Hanya bisa lari 20

Kaki pegal ,pinggang tenggang 

Belokan hampir 120 derajat

Turunan curam dan tanjakan mendaki

Kuhitung belokannya sangat banyak

Ada 2 ,kiri dan kanan

Belok kiri belok kanan

Naik turun turun

Mertuaku jadi mabuk trus muntah muntah 

Disusul anak ku ikutan muntah

Bau balsem dan minyak kayu putih menguar tajam

Betul betul seperti bau bis yg berhari hari gak dicuci

Jadi seterus nya adalah hanya belok kan trus ke kiri tak henti henti

Lebih sering berhenti di rerumputan nunggu yg di depan masuk

Kucatat hampir 4 kali harusnya nabrak tapi gak jadi

Ini piknik atau apa sampe puncak gunung hujan dan berkabut 

Gak kelihatan apa apa

Hanya 1 jam melepas lelah trus turun lagi

Ternyata turunnya lebih menakutkan karena jalan licin dan tetap berkelok kelok seperti ular tangga

Aku betul betul merindukan jalan yang lurus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun