Mohon tunggu...
Adhicipta Wirawan
Adhicipta Wirawan Mohon Tunggu... Desainer - Professional Game Designer dan Dosen Praktisi International Program Digital Media Petra Christian University (PCU), Penulis Buku Yuk Bikin Board Game Edukasi: https://bit.ly/bukubikinboardgame

Ciptakan Pendidikan yang Mudah dan Menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

5 Faktor Penyebab Gagalnya Desain Permainan Edukasi di Kelas

24 Maret 2022   10:58 Diperbarui: 24 Maret 2022   11:09 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermain kembali di kelas offline

Saat ini pembelajaran tatap muka langsung mulai bertahap dilaksanakan di sekolah maupun kampus. Sebagian besar pendidik selama pandemi telah banyak melakukan inovasi pembelajaran termasuk salah satunya menggunakan board game sebagai media pembelajaran.

Board game sendiri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan metode pengajaran klasikal seperti ceramah dan diskusi. Sebab bermain board game mengajak para pemain untuk melakukan simulasi dari topik pembelajaran sehingga para pemain memiliki pengalaman yang lebih kongkrit dan tidak abstrak.


Dalam praktiknya masih belum banyak media edukasi dalam bentuk board game yang dirancang khusus untuk pembelajaran terutama di sekolah formal. Maka dari itu para pendidik harus merancang sendiri board game edukasi sesuai kebutuhan di kelas.

Dari beberapa kali saya mengisi seminar dan workshop perancangan board game, sering kali para pendidik baik guru maupun dosen mengalami kendala saat merancang board game. 

Mekanik Permainan dan Taksonomi Bloom (Sumber: Pribadi)
Mekanik Permainan dan Taksonomi Bloom (Sumber: Pribadi)
Kegagalan desain permainan edukasi ini seringkali disebabkan:

  1. Terbatasnya referensi judul-judul board game, sehingga acuan desain board game terbatas pada Monopoly, Halma, Ular Tangga, dan sejenisnya.
  2. Tidak memahami karakteristik gamer sehingga rancangan tidak sesuai harapan saat dimainkan para peserta didik. 
  3. Tidak memahami konversi taksonomi Bloom ke mekanik permainan atau game mechanic dengan tepat.
  4. Tidak memahami aspek visual yang harus diterapkan ke dalam board game.
  5. Tidak mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dari kelima faktor kegagalan desain permainan edukasi menggunakan board game ini maka para pendidik harus mulai mengevaluasi kegagalan tersebut. Sehingga mampu menghasilakn desain permainan yang bisa diterapkan dengan baik di dalam kelas.

Saya telah menulis dan membahas secara lengkap bagaimana tahapan perancangan board game edukasi dalam buku "Yuk Bikin Board Game Edukasi". Buku ini dicetak di bookpaper A5 dengan total 229 halaman dengan ISBN 978-623-98247-1-6.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun