Bermain kembali di kelas offline
Saat ini pembelajaran tatap muka langsung mulai bertahap dilaksanakan di sekolah maupun kampus. Sebagian besar pendidik selama pandemi telah banyak melakukan inovasi pembelajaran termasuk salah satunya menggunakan board game sebagai media pembelajaran.
Board game sendiri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan metode pengajaran klasikal seperti ceramah dan diskusi. Sebab bermain board game mengajak para pemain untuk melakukan simulasi dari topik pembelajaran sehingga para pemain memiliki pengalaman yang lebih kongkrit dan tidak abstrak.
Dalam praktiknya masih belum banyak media edukasi dalam bentuk board game yang dirancang khusus untuk pembelajaran terutama di sekolah formal. Maka dari itu para pendidik harus merancang sendiri board game edukasi sesuai kebutuhan di kelas.
Dari beberapa kali saya mengisi seminar dan workshop perancangan board game, sering kali para pendidik baik guru maupun dosen mengalami kendala saat merancang board game.Â
desain permainan edukasi ini seringkali disebabkan:
Kegagalan- Terbatasnya referensi judul-judul board game, sehingga acuan desain board game terbatas pada Monopoly, Halma, Ular Tangga, dan sejenisnya.
- Tidak memahami karakteristik gamer sehingga rancangan tidak sesuai harapan saat dimainkan para peserta didik.Â
- Tidak memahami konversi taksonomi Bloom ke mekanik permainan atau game mechanic dengan tepat.
- Tidak memahami aspek visual yang harus diterapkan ke dalam board game.
- Tidak mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dari kelima faktor kegagalan desain permainan edukasi menggunakan board game ini maka para pendidik harus mulai mengevaluasi kegagalan tersebut. Sehingga mampu menghasilakn desain permainan yang bisa diterapkan dengan baik di dalam kelas.
Saya telah menulis dan membahas secara lengkap bagaimana tahapan perancangan board game edukasi dalam buku "Yuk Bikin Board Game Edukasi". Buku ini dicetak di bookpaper A5 dengan total 229 halaman dengan ISBN 978-623-98247-1-6.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H