Sejak saya mulai menekuni desain board game untuk edukasi, saya mulai mengamati bagaimana board game berdampak pada beberapa keluarga. Mulai dari keluarga saya sendiri hingga beberapa keluarga di komunitas board game PADAS (Papan Dolanan Arek Suroboyo).
Para ayah penggemar board game akan memiliki kecenderungan untuk mengajak istri serta anak-anak mereka untuk bermain board game. Ada benang merah peran ayah dalam keluarga dengan aktivitas parenting dalam keluarga tersebut.
Pada umumnya para ayah penggemar board game lebih mudah membangun bounding atau ikatan ayah-anak lebih mudah dibandingkan ayah yang bukan penggemar board game.
Apa itu Toxic Parent?
Toxic parent adalah orang tua yang mendahulukan "kebutuhan emosinya" dibandingkan anak-anaknya. Gaya pengasuhan yang cenderung menyakiti mental anak ini akan berdampak buruk pada kesehatan mental hingga kesehatan fisik sang anak hingga ia tumbuh dewasa.Â
Sayangnya, perilaku orang tua yang beracun ini meluas ke cara mereka memperlakukan anak-anak mereka. Gaya pengasuhan yang berbahaya ini mengambil dari anak-anak cinta, kehangatan, dan pengasuhan yang pantas mereka dapatkan.
Ciri-ciri Toxic Parent
Menurut Cleveland Clinic (2021), 7 Ciri dari Toxic Parent terdiri dari:
Perilaku egois: orang tua memprioritaskan kebutuhan mereka daripada kebutuhan anak-anak mereka.
Pelecehan fisik: kekerasan fisik yang melampaui tindakan disipliner tertentu, seperti memukul.Â
Pelecehan verbal: Berteriak, berteriak, menyebut nama dan menyalahkan.
Pelecehan emosional: menghalangi anak jika mereka melakukan sesuatu yang salah; dengan kata lain, memberi mereka perlakuan diam selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari.
Menyalahkan anak: Membuat sesuatu terasa seperti kesalahan anak, terutama jika itu bukan sesuatu yang dapat mereka kendalikan.
Manipulasi: Jenis perilaku membohongi anak, suatu bentuk ekstrim sehingga orang tua selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Ketidakmampuan untuk menghormati batasan: Sama seperti teman dan kolega, ketidakmampuan untuk menghormati batasan adalah tanda lain dari pola asuh yang beracun.
Dampak Toxic Parent ke anak
Anak-anak menunjukkan perilaku berlebihan mencerminkan keluarga mereka yang disfungsional atau orang tua yang tidak sehat secara emosional. Berikut adalah beberapa efek dari pola asuh Toxic Parent pada anak-anak:
Anak-anak dewasa dari Toxic Parent berjuang dengan kecemasan, depresi, harga diri rendah, gangguan kepribadian.
Anak-anak dari Toxic Parent sering menghadapi kesulitan dalam membentuk hubungan yang bermakna setelah tumbuh dewasa.
Pengasuhan yang toksik mengikis harga diri dan kepercayaan diri
Kelak jika anak-anak  ini menjadi orang tua, mereka tidak memiliki pengalaman untuk mengatasi rasa sakit dan sering kali menjadi orang dewasa yang hancur ketika menghadapi kesulitan.
Menakut-nakuti anak-anak untuk mendapatkan kepatuhan dapat menjadi bumerang. Mereka akan lebih cenderung membuat keputusan berdasarkan rasa takut daripada penilaian moral yang sehat.
Board Game sebagai Solusi memperbaiki Toxic Parent
Berikut ini contoh video contoh penggunaan board game emosi - mengenal emosi memberikan dampak positif pada keluarga.
Lalu bagaimana board game dapat membantu meminimalisir dampak Toxic Parent dalam gaya pengasuhan keluarga?
- Ketika anda sadar bahwa ada perilaku toxic sebagai orang tua, maka ketika kalah bermain dengan anak-anak berikanlah pujian terhadap mereka. Jika Anda menang, maka motivasilah serta berikan tips strategi menang agar dipermainan berikutnya anak-anak bisa menang.
- Hormati setiap pilihan mereka dalam mengambil keputusan saat bermain board game. Tahan diri Anda meskipun Anda tahu bahwa keputusan anak anda itu salah. Biarkan mereka belajar dari konsekuensi atas keputusan mereka. Pujilah keberaniannya dalam mengambil keputusan.
- Dengarkan pendapat mereka. Terkadang dalam bermain board game, anak-anak memberikan ide dan saran kepada orang tua. Coba ikuti beberapa saran mereka, dan tetap berikan apresiasi hasil dari ide dan saran anak-anak. Kelak mereka akan menjadi orang yang memiliki tekad memberikan solusi di masyarakat.
- Hindari emosi berlebihan saat bermain. Terkadang kita tidak mampu menutupi rasa gembira hingga rasa kecewa saat bermain board game. Anak-anak adalah peniru yang handal, mereka tidak hanya  mengikuti dari apa yang mereka dengar tetapi juga dari apa yang mereka lihat dari perilaku orang tuanya.
- Bermainlah board game secara berkala bersama anak-anak dan amati perubahan positif dalam diri anda sebagai orang tua dan perilaku positif anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H