Kamis dan Jumat kemarin saya berkesempatan untuk menikmati Bandung, setelah beberapa lam tak mendapat kesempatan menengoknya. Deretan-deretan memori lama yang tertinggal di maupun yang terbawa dari sana, muncul satu per satu, menggoda pikiran. Cerah berawan menyambut, dingin tak begitu terasa dan hujan di sore hari Kamis. Cerah berawan sepanjang Jumatnya.
Acara pembukaan, tak lupa berdiri dan bernyanyi, Indonesia Raya lagunya. Ini masalah Negara dan kepentingannya, katanya. Bagaimana memenuhi target APBN dan “nasionalisme” di sisi yang berbeda. Tapi saya tak hendak membicarakan yang serius darinya. Yang ringan-ringan saja, semoga ada manfaatnya.
Setelah acara selesai, ditandai dengan berdiri dan bernyani lagi, lagunya berganti, Padamu Negeri. Waktu masih tersisa, cukup untuk sholat Jumat dan memenuhi obsesi.
Urusan lidah emang susah-susah gampang. Bukan saja karena ia tak bertulang, tapi juga menyangkut rasa. Nah kalau udah rasa, bisa saja tiap orang menilai dengan berbeda. Sah-sah saja.
Obsesi saya kali ini mampir dan mencoba Bakmi Jowo di Bandung. Lupa-lupa ingat namanya, pernah dimuat di Kompas dan menengok websitenya, yang jelas terekam adalah lokasinya di seputaran Jalan Dipati Ukur.
Tidak susah mencarinya karena plang-nya ada di pinggir jalan, cukup besar pula. Silakan nikmati photonya. Jangan berharap terlalu banyak dengan hasil jepretannya, maklumi saja karena hanya pakai kamera telpon biasa.
[caption id="attachment_78066" align="aligncenter" width="300" caption="plang di pinggir jalan Dipati Ukur, cukup besar kan ukurannya"][/caption]
Tukang masaknya asli dari Gunung Kidul, sebuah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memang terkenal dengan keahlian memasaknya, bakmi jowo tentu saja. Tidak hanya mereka, teman2nya yang sibuk melayani pembeli, juga mengenakan batik, seragam coraknya. Tidak itu saja, desain interiornya, kalau boleh menyebutnya, juga bercorak dan bernuansa Jawa. Hmmmm….Bakmi Jowo di Bandung?, saya bertanya. Kalau orang Jawa di Bandung, banyaaaak.
[caption id="attachment_78068" align="aligncenter" width="300" caption="Para chef Bakmi Jowo sedang beraksi"][/caption] [caption id="attachment_78071" align="aligncenter" width="300" caption="suasana jawa kental terasa"][/caption]
Saya duduk dan sembari menikmati suasana dan aroma yang ada. Bakmi Jowo nyemek pedes dan jeruk hangat pesanan saya. Semoga tak perlu lama untuk menunggunya. Setelah kurang lebih sepuluh menit menunggu, ini dia Bakmi Jowo pesanan saya. Mak nyuus rasanya, mengundang selera. Apalagi kalau ditemani kerupuk kulit gurih, lengkap sudah, lidah saya bergoyang senang karenanya. Tak percaya, silakan coba.
[caption id="attachment_78073" align="aligncenter" width="300" caption="bakmi jowo nyemek pesanan saya"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H