Mohon tunggu...
Adhi Biyasama
Adhi Biyasama Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Phising Mengancam Internet Banking

30 November 2017   16:08 Diperbarui: 30 November 2017   17:05 1527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Internet banking menjanjikan transfer uang dengan biaya rendah, pelayanan lebih baik, lebih banyak macam dan produk keuangannya. Saat ini bank memberikan kemudahan layaknya kita memiliki mesin ATM sendiri di rumah. Seiring dengan perkembangan teknologi, layanan internet banking sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern yang mengiringi aktivitas harian kita sehari-hari. Dibalik segala kemudahan yang diberikan, sebenarnya ada resiko yang kadang sering dilupakan atau kita kurang peduli atas ancaman tersebut. Istilah kejahatan perbankan dalam dunia internet dikenal dengan nama Hacking atau Cyber Crime. Kejahatan internet ini menjadi semakin mudah terjadi saat kita tidak paham cara mengamankan transaksi internet banking. Salah satu metode yang sering digunakan yaitu phising

Apa itu Phishing?

Phishing, adalah tindakan memperoleh informasi pribadi seperti User ID, PIN, nomor rekening bank, nomor kartu kredit Anda secara tidak sah. Informasi ini kemudian akan dimanfaatkan oleh pihak penipu untuk mengakses rekening, melakukan penipuan kartu kredit atau memandu nasabah untuk melakukan transfer ke rekening tertentu dengan iming-iming hadiah.

Aksi ini semakin marak terjadi. Selain terjadi peningkatan kuantitas, kualitas serangan pun juga mengalami kenaikan. Artinya, situs-situs palsu itu ditempatkan pada server yang tidak menggunakan protokol standar sehingga terhindar dari pendeteksian

Bagaimana phishing dilakukan?

Palaku phishing sangat cerdas dalam mengelabuhi korban. Mereka menjalankan modus yang membuat korban tanpa sadar menyerahkan data pribdai mereka untuk "dicuri". Beberapa modus jebakan phishing yang dapat terjadi antara lain melalui:

1. Lewat Telepon atau Email

Biasanya pelaku phishing adalah kelompok profesional yang menjalankan bisnis ilegal dalam bentuk jaringan, mulai dari pencari data, sampai pengolah data, dan yang terakhir adalah eksekutor data untuk transaksi ilegal. Saat menelepon nasabah, mereka biasanya mengatakan akan membantu Anda mengupdate data perbankan (termasuk kartu kredit) pribadi tanpa harus ke bank. Namun, jangan langsung percaya, sebab asal tahu saja, bank biasanya selalu menyarankan Anda untuk datang langsung ke cabang untuk melakukan update data. Kalaupun tidak, Anda-lah yang harus melakukan sendiri, tanpa ada campur tangan pihak bank.

2. Permintaan Mengisi Survei

Cara ini bisa melalui internet, email, atau telepon. Sebenarnya permintaan survei adalah hal yang wajar. Namun Anda perlu waspada bila ada pertanyaan yang sudah menyangkut hal-hal sensitif terkait data keuangan (pin atau nomor rekening). Kami sarankan, jika ada permintaan survei yang mengatasnamakan bank, pastikan dulu apakah informasinya benar atau tidak dengan menelepon langsung ke call center.

3. Melalui Transaksi Online

Transaksi online saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup baru di zaman modern. Modus phishing melalui transaksi online biasanya dijalankan melalui penawaran produk murah, tawaran bisnis, dan lainnya. Waspadalah pada "iklan" seperti ini karena bisa saja malah menguras rekening dan kartu kredit Anda jika sampai data Anda tercuri. Untuk menarik peminat, program tersebut dibuka dengan kata-kata promosi yang sangat bombastis sehingga bisa membuat Anda melakukan transaksi tanpa ragu.

Mencegah phishing

Jangan mudah terpancing untuk mengikuti arahan/petunjuk apapun sehubungan informasi rekening, yang dianjurkan pada e-mail yang dilink ke situs bank tertentu. Jika Anda menerima e-mail sejenis ini dan mengatasnamakan Bank Mandiri, berhati-hatilah. Bank Mandiri menerapkan kebijakan untuk tidak meminta pemilik rekening/Nasabah mengup-date data melalui sarana e-mail.

Jika Anda menerima e-mail seperti ini, segera laporkan kepada pihak Bank Mandiri.

Berikut langkah memproteksi diri dari penipuan bermodus phishing.

1. Konfirmasi Kepada Pihak Bank

Sebaiknya konfirmasi dulu ke pihak bank sebelum memberikan data kepada pihak yang meminta. Perlu diingat bahwa pihak bank tidak pernah melakukan permintaan data nasabah melalui telepon, email, atau surat. Jika ada masalah dengan rekening Anda, prosedur tetap dilakukan langsung di bank, bukan diselesaikannya melalui telepon atau email. Poin penting lainnya adalah jangan memberitahukan kode pin (atm atau kartu kredit) Anda kepada siapapun, termasuk petugas bank sekalipun. Pin adalah kode rahasia yang hanya boleh diketahui oleh Anda sendiri.

2. Lindungi PIN Anda

 Buat PIN se-unik mungkin dan usahakan kode tersebut tidak mudah ditebak orang lain. Hindari menuliskan kode-kode rahasia termasuk PIN di tempat yang mudah terlihat orang lain seperti buku catatan karena berbahaya jika sampai diketahui orang lain. Jangan pula Anda menyimpan kode-kode rahasia di handphone atau smart-gadget lainnya, walaupun mungkin terlihat praktis. Pastikan anda melindungi semua gadget Anda dengan password agar tidak dapat diakses oleh orang lain. Dan jangan membagi data-data rahasia Anda kepada orang lain, termasuk kepada pihak yang mengaku dari perbankan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun