Mohon tunggu...
Adhia Raidah Kusdiyanti
Adhia Raidah Kusdiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Gizi

Hobi membaca dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bonus Demografi Akibatkan Pengangguran

20 Agustus 2023   20:39 Diperbarui: 20 Agustus 2023   21:11 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Joko Widodo, dalam peluncuran Indonesia Emas 2045, mengatakan bahwa semua pihak harus melibatkan diri dengan kerja sama yang tepat dan terarah untuk memanfaatkan peluang bonus demografi ini. Tahun 2045 menjadi perkiraan tahun dimana Indonesia akan merasakan bonus demografi. Nantinya, 70% jumlah penduduk Indonesia akan masuk ke dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun).  Hal itu dapat disimpulkan berdasarkan data ledakan kelahiran yang meningkat drastis pada tahun 2020 dan 2021 akibat dari situasi pandemi. Kasus pengangguran tidak bisa dianggap sebelah mata. Hal itu dapat memunculkan berbagai macam permasalahan seperti meningkatnya angka kriminalitas, entah perampasan, pencurian, bahkan penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Menko Muhadjir mengungkapkan, saat ini tidak sedikit penduduk dengan usia produktif yang belum memiliki penghasilan. Tingkat pengangguran di Indonesia pun termasuk pada jangkauan yang tinggi bila disandingkan dengan negara Asia lainnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Februari 2023 jumlah pengangguran sebanyak 7,99 juta orang, setidaknya turun 410 ribu orang dari Februari 2022 yang berjumlah 8,40 juta orang. Meskipun sudah menunjukkan progress yang positif, pemerintah Indonesia harus tetap menganggap isu pengangguran ini penting. Jika tidak dipantau secara rutin, bukan hal yang mustahil angka tadi dapat melonjak kembali.

Untuk membawa Indonesia menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045, perlu rencana taktis, visi taktis, strategi besar yang taktis, dan berani dalam mengeksekusi. Kita dapat belajar dari Afrika Selatan yang gagal menghadapi dan menikmati era bonus demografi. Salah satu yang mengakibatkan gagalnya negara tersebut adalah masalah pengangguran. Pertumbuhan pemuda usia produktif tidak diikuti dengan pertumbuhan lapangan kerja. Faktor yang sering dijumpai adalah ketidakcocokkan antara skill yang dipunya dengan skill yang dibutuhkan. Untuk itu, penting diadakannya peninjauan kembali kualitas pendidikan dan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga akan berdampak signifikan terhadap peningkatan kualitas tenaga kerja. Tenaga kerja yang diimbangi dengan kualifikasi pendidikan dan tingkat kesehatan yang baik, tentu akan meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan. Dan dengan tenaga kerja yang berkualitas, maka akan lebih mudah dalam pengelolaan laju pertumbuhan ekonomi. Selain membenahi kualitas calon generasi unggul Indonesia, pemerintah juga perlu menyiapkan lapangan pekerjaan melalui investasi besar-besaran.

Puncak bonus demografi harus dihadapi dengan persiapan yang matang. Jika terjadi dominasi oleh usia produktif, maka diperlukan juga kuantitas lapangan pekerjaan yang berbanding lurus. Namun, masih banyak industri yang menerapkan kekakuan upah (wage rigidity) yang disebabkan oleh peraturan upah minimum, serikat pekerja, ataupun efisiensi upah. Kebijakan upah minimum menurunkan permintaan tenaga kerja usia muda yang mayoritas belum berpengalaman di dunia kerja, sehingga kebanyakan dari mereka memilih untuk menganggur. Hal ini perlu dibenahi agar Indonesia dapat menikmati bonus demografi di kemudian hari. Disamping itu. antara rakyat dan pemerintah harus memiliki hubungan yang harmonis demi kelancaran perwujudan Indonesia yang sejahtera.

#Amerta2023 #KsatriaAirlangga #UnairHebat #AngkatanMudaKsatriaAirlangga #BanggaUNAIR #BaktiKamiAbadiUntukNegeri #Ksatria12_Garuda22 #ResonansiKsatriaAirlangga #ManifestasiSpasial #GuratanTintaMenggerakkanBangsa

Referensi

Indonesia Menghadapi Bonus Demografi, Wujudkan Generasi Emas Tahun 2045. (2023, July 27). Retrieved from Open Data Jabar: https://opendata.jabarprov.go.id/id/infografik/indonesia-menghadapi-bonus-demografi,-wujudkan-generasi-emas-tahun-2045

Oktari, R. (2021). Siapkah Kamu jadi Generasi Emas 2045. Retrieved from indonesiabaik.id: https://indonesiabaik.id/infografis/siapkah-kamu-jadi-generasi-emas-2045

Optimalkan Bonus Demografi, Agar Tak Terjebak di Pendapatan Menengah. (2022, August 2). Retrieved from www.kemenkopmk.go.id: https://www.kemenkopmk.go.id/optimalkan-bonus-demografi-agar-tak-terjebak-di-pendapatan-menengah

Rachman, A. (2023, May 13). Terima Kasih Jokowi! Angka Pengangguran Turun, Tersisa Segini. Retrieved from www.cnbcindonesia.com: https://www.cnbcindonesia.com/news/20230513161820-4-437064/terima-kasih-jokowi-angka-pengangguran-turun-tersisa-segini#:~:text=Jakarta%2C%20CNBC%20Indonesia%20%2D%20Jumlah%20pengangguran,sejumlah%208%2C40%20juta%20orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun