Mohon tunggu...
Pratama Adi
Pratama Adi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pecinta seni dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menuju Syurga

29 September 2011   06:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:31 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tan Burnama yang periang dan sederhana. Hari ini dia mendapat rezeki besar. Mobil angkutan kotanya dicarter oleh beberapa penduduk di Serpong untuk berziarah. Bayarannya hampir dua kali lipat dari pendapatan hariannya. Asien pasti senang dengan berita ini, katanya dalam hati.

Semula dia berencana mengajak Asien berbelanja berdua maupun dengan mengajak para keponakannya bersama-sama ke Pasar Baru atau Carefour di Kebon Nanas. Tapi kemudian dia berubah pikiran. Dia ingin berikan Asien kejutan. Sepulang dari mengantar para peziarah, dia membeli perlengkapan sembahyang, baju dan bahan-bahan makanan yang akan dibawanya ke kelenteng lusa. Tidak lupa dia belikan juga beberapa barang belanjaan untuk sepupu-sepupu Asien yang pasti akan datang ke rumah saat perayaan imlek nanti. Terima kasih, Tuhan, katanya dengan mata berkaca-kaca.

Burnama seperti tidak sabar untuk segera sampai di rumah. Dia tidak perhatikan teman-temannya sesama supir angkutan kota yang menyapanya di perjalanan pulang tadi. Yang ada di dalam benaknya adalah cepat sampai di rumah dan bertemu dengan Asien.

“Asien!” teriak Burnama dengan penuh semangat begitu sampai rumah, “Lihat! Ini Papa bawa apa untuk Asien?”

Tetapi tidak ada sahutan dari dalam rumah. Pun Burnama tidak menemukan Asien di dalam kamarnya. Hatinya mulai terasa tidak nyaman. Perasaannya menuntunnya untuk pergi ke kamarnya. Burnama yang tegar kini jatuh lunglai. Matanya nanar. Dia memeluk tubuh anaknya yang tergantung di pintu masuk kamarnya dengan kain panjang melilit di lehernya. Burnama menemukan sehelai kertas di bawah kaki jenasah Asien:

Untuk Papa. Jangan menangis. Asien akan menuju syurga menyusul Mama, ke tempat di mana tidak ada kesusahan, derita dan air mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun