Berbicara mengenai sebuah pemikiran pasti ada pro dan kontra, karena pada dasarnya sebuah pemikiran itu ada karena dipicu suatu hal/persoalan.
Jika tidak ada persoalan/hal yang harus dipikirkan maka bukan pemikiran namanya, yang ada hanyalah angan-angan semata yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan tetapi hanya harus menikmatinya, Â karena jika angan-angan terus dipikirkan yang ada hanya akan membebani pikiran dan jika angan-angan tidak terpenuhi maka akan menimbulkan perkara baru yaitu sakit hati.Â
Disisi lain sebuah pemikiran ada juga yang berasal dari angan-angan yang menginspirasi
Jadi sebenarnya perlu / tidak memikirkan sebuah angan-angan? Angan-angan tidak usah dipikirkan karena justru dengan sendirinya akan muncul ketika sedang memikirkan sesuatu.Â
Istilah "pemikiran yang berkualitas" sebenarnya hanyalah omong kosong belaka, karena istilah itu hanya sekedar istilah, Â tetapi justru malah digunakan sebagai alat ukur pemikiran seseorang. Inilah permasalahanya, kenapa pemikiran bisa dinilai kualitasnya? Bukankah pemikiran berasal dari setiap orang, Â setiap persoalan yang dihadapi orang, Â dan setiap angan-angan yang dimiliki orang?Â
Dan setiap orang sendiri mempunyai kesamaan harkat dan martabat, Â derajat dan haknya masing-masing.Â
Ada pemikiran dari anggota DPR, Â disisi lain ada pemikiran dari seorang pemulung, apakah bisa diukur kualitasnya? Â Tentu saja tidak bisa karena keduanya sama-sama manusia, gagasan mereka muncul dari masing-masing dari angan-angan dan otak mereka.
 Otak manusia, manusia itu sama derajatnya.Â
Sama-sama ciptaan Tuhan. Â Mengukur tingkatan gagasan orang atau pemikiran orang dengan embel-embel istilah kualitas, Â memang siapa dia? Bukanya dia juga manusia, Â Apakah pemikiranya berkualitas sehingga bisa menghakimi kualitas otak orang lain, Â toh sama-sama manusia yang mana adalah sama derajatnya.Â
Pemikiran manusia itu terhormat, Â karena pemikiranlah peradaban yang maju bisa dicapai.
Dari dua pemikiran yaitu pemulung dan anggota DPR, pemikiran siapa yang biasanya lebih diunggulkan? Tentu saja anggota DPR karena memiliki lebel DPR, Â sedangkan satunya berlebel pemulung. Â