Mohon tunggu...
Adhen Id
Adhen Id Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

inpokan liquid terdekat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

3 Dampak Korupsi pada Masyarakat

18 Desember 2023   19:14 Diperbarui: 18 Desember 2023   19:14 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Korupsi atau riswah menimbulkan berbagai distorsi dalam kehidupan bernegara dan berrmasyarakat. Kejahatan ini bisa dikategorikan sebagai dosa besar dikarenakan daya rusaknya yang luar biasa pada semua lini kehidupan.

Menurut Syed Hussein Alatas dalam buku Sosiologi Korupsi, tindakan korupsi tidak saja berupa penyelewengan keuangan Negara tetapi mencakup beberapa perilaku sebagai berikut:

Korupsi paling rendah, yakni perilaku yang berkaitan dengan pengkhianatan terhadap kepercayaan, seperti tidak disiplin dalam bertugas.

Penyalahgunaan kekuasaan, seperti nepotisme dalam pengangkatan sanak saudara, teman-teman atau rekan politik tanpa melihat kompetensi.

Segala bentuk kekuasaan yang medatangkan keuntungan baik untuk dirinya, keluarga dan golongan primordial tertentu.

Korupsi sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat dan menghancurkan harmoni sosial, karena merusak sistem keadilan dan memutarbalikkan fakta kebenaran.

Jangan ditanya berapa banyak kasus korupsi di Indonesia. Praktik- praktik tindak pidana korupsi yang terjadi di Indonesia hampir setiap hari diberitakan oleh media massa. Kenyataannya praktik korupsi yang terjadi di Indonesia bukan hanya melibatkan personal, tetapi juga instansi politik dan hukum.

Merusak Kedisiplinan

Sebagai contoh korupsi merusak sikap disiplin misalnya orang tua menyogok sekolah agar anaknya bisa sekolah di tempat yang dia inginkan, sehingga anaknya menjadi sombong dan seenaknya dalam belajar dikarenakan semuanya bisa dibayar dengan uang.

menghambat profesionalisme

Korupsi bisa menghambat nilai profesionalisme. Misalnya, seorang staf perusahaan tidak berprestasi, dengan sogokan bisa menempati posisi yang penting. Sementara itu, staf yang berprestasi, jujur dan tidak mau menyogok karirnya “mentok” karena tidak mendapatkan promosi yang profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun