Mohon tunggu...
Adhelzy Rahma Fadzrya
Adhelzy Rahma Fadzrya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar MTsN Padang Panjang

Hobiku bernyanyi, berpuisi, menulis, membaca, menari, dan bersosialisasi. Aku selalu menuangkan hobi dan minatku pada organisasi. Menjadi bagian PIK-R Al-Kindi, Forum Anak, dan Sanggar Palito Alam suatu kebanggaan bagiku. Aku ambivert, tergantung aku sama siapa ya!

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kenakalan Remaja : Atasi dari Hulu ke Hilir, Apakah Cabut Solusi yang Tepat Menggagalkan Generasi Indonesia Emas 2045?

2 Februari 2025   09:57 Diperbarui: 2 Februari 2025   10:05 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cabut berbahaya apabila siswa belum menelaah bagaimana seramnya dunia luar. Meminimalisir terjadinya cabut untuk membentuk generasi Indonesia Emas 2045 harus ada partisipasi dari siswa, orang tua, guru, dan masyarakat. Jika tidak, maka meningkatkan angka cabut.

Serta berkurang kualitas pendidikan mereka, rentan kenakalan remajanya, dan kurang pengembangan dirinya. Untuk pencegahan cabut di asrama, setiap penghuni dan pembina harus menjalin komunikasi yang baik. Harus mengetahui hal apa yang mendasari siswa melakukan tindakan cabut.

Juga keterbukaan untuk bertanya dan ditanya. Apabila tidak dihuraukan, pembina asrama harus pandai menata aturan agar setiap siswa bisa mengimbangi. Juga membuat kegiatan yang menarik, seperti perayaan keagamaan dengan menampilkan tarian, nyanyian, dan perlombaan.

Dilakukan agar siswa tidak jenuh. Untuk pencegahan di sekolah ataupun asrama, harus memberi mereka ruang untuk menyampaikan aspirasi dan bimbingan. Guru menggunakan metode pembelajaran yang inovatif. Selalu menasehati dan memberi motivasi agar tetap belajar dan menjauhi keinginan cabut.

Dengan membuat program mentoring, dapat membantu mencapai tujuan bersama. Pembentukan kelompok diskusi, untuk mencari solusi bersama. Serta pengembangan keterampilan, lebih baik mereka mengasah kemampuan dan skill nya. Agar tidak jenuh pembelajaran biasa saja.

Sekolah dapat bekerja sama untuk mengadakan penyuluhan pengembangan karakter siswa. Kalau bisa, mendatangkan OPD seperti polisi daerah memberitahu dampak cabut dan pergaulan bebas. Agar mereka mengetahui secara langsung impact perilaku cabut.

Dengan memberikan waktu untuk mereka mengetahui dunia luar dengan pengawasan. Meningkatkan peraturan/peringatan yang tidak mengekang secara kasar. Mendidik siswa dimanapun ia berada, harus mengajari bagaimana dengan disiplin yang baik, dapat menjadi problem solving, dan merealisasikan karakter yang baik sebagai cerminan.

Dengan mencegah perilaku "Cabut" kita dapat mempersiapkan para generasi muda Indonesia yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi. Terjauhi dari aktifitas negatif dan fokus terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Serta kualitas SDM dan kualitas hidup yang jauh lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun