Menjadi lulusan UI umur 21 tahun suatu kebanggaan ku. Setelah tamat kuliah aku belajar tentang saham pada omku. Aku berjuang lagi agar ibu dan ayah bahagia.
Aku ingin menjadi seorang diplomat atau psikolog umur 22 tahun. Mendapat gaji 2 digit. Menjelajahi Islam di Eropa dan Australia seperti omku. Aku juga ingin membangun les gratis untuk anak panti asuhan.
Pada umur 23 atau 24 tahun aku ingin membeli rumah dan mobil. Aku akan memprioritaskan membangun rumah untuk orang tuaku dan aku. Aku akan membeli mobil agar aktivitasku cepat serta lancar.
Menjadi penghafal Quran suatu kemuliaan. Aku selalu mengusahakannya satu persatu. Targetku hafal 4 juz. Dengan harapan tidak lupa karena terus kuulang.
Menginjakkan kaki ke tanah Makkah umur 27 tahun. Mempunyai penghasilan yang InshaaAllah besar. Aku akan naik haji bersama keluargaku. Berdoa di depan Ka'bah dan meminum air zam-zam.
Rencanaku menikah diumur 25 ttahun. Dengan segala kesiapan mental dan fisikku. Semoga mendapat suami seperti Imama Al-Hafidh yang kuat agamanya. Tanggung jawab, lembut, pengertian, tidak menuntut, dan tidak kasar.
Aku berencana memiliki 2 anak. Anak pertama laki-laki. Anak kedua perempuan. Aku ingin anak ku merasakan mempunyai abang. Aku elajar parenting yang baik terhadap anak dari remaja.
Aku bersyukur mempunyai orang tua yang sangat sayang padaku. Jika sukses nanti aku akan memberikan hal-hal yang mereka ingin. Membawa mereka jalan-jalan. Memberi hadiah kecil-kecilan tapi berharga.
Jika Insyaallah aku benar-benar sukses kemudian hari. Aku ingin memberikan bantuan kepada anak-anak panti. Sedekah pengamen, pemulung, anak terlantar, dan lainnya. Aku juga ingin mendirikan sebuah kelas gratis bagi anak-anak kurang mampu.
Ketika aku memang tinggal di luar negri. Aku tetap mencintai Indonesia. Akan kukenalkan Bahasa Indonesia kepada anakku kelak. Terkadang kami memakai batik di acara negara. Membantu negara jika ada suatu musibah.
Semoga Allah mengambil nyawaku pada umur 75 tahun secara husnul khotimah. Ketika dalam keadaan suci beribadah. Aku ingin melihat anakku sukses dahulu. Melihat mereka berdiri di pelaminan bersama pasangannya.