Mohon tunggu...
Adhelya Syafitrah
Adhelya Syafitrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memecahkan Kode Kegelisahan: Strategi Intervensi Psikologis untuk Anak yang Mengalami Kekeran Seksual

10 Juni 2024   21:03 Diperbarui: 10 Juni 2024   22:43 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

c. Terapi Eksposur

Terapi ini membantu anak untuk secara bertahap terpapar situasi yang mereka hindari karena kecemasan mereka. Dengan paparan yang berulang dan terkontrol, anak-anak dapat belajar untuk mengelola kecemasan mereka dan mengurangi rasa takut mereka. Terapi eksposur harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan dukungan dari terapis yang berpengalaman.

d. Teknik relaksasi

Teknik relassi seperti pernapasan dalam, meditasi, dan yoga dapat membantu anak-anak untuk menenangkan diri ketika mereka merasa cemas. Teknik-teknik ini dapat diajarkan oleh terapis dan dipraktikkan oleh anak-anak di rumah.

4. Implikasi Praktis

Kekerasan seksual yang dialami oleh anak menurut ECPAT (End Child Prostitution in Asia Tourism) Internasional secara umum terjadi karena adanya antara seorang anak dengan orang dewasa, dengan saudara kandung dan anak dijadikan sebagai objek pemuas nafsu seksual dari si pelaku tersebut. Kekerasan yang dilakukan kepada anak dapat dianggap sebagai suatu perilaku yang disengaja serta dapat menimbulkan dampak bagi korbannya baik secara fisik maupun emosional. Bentuk kekerasan yang dialami oleh anak yaitu kekerasan fisik, psikologi, sosial dan juga kekerasan secara seksual (Zahirah et al., 2019). Adapun peran orang tua terhadap perawatan dan perlindungan korban kekerasan seksual adalah sebagai berikut:

a. Membangun Kepercayaan dan Komunikasi Terbuka

Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak untuk mengungkapkan diri dan perasaan mereka tanpa rasa takut dihakimi, menjalin komunikasi terbuka dan suportif, dengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa prasangka dan menghindari menyalahkan atau menghakimi anak, tunjukkan rasa empati dan pengertian.

b. Memberikan dukungan emosional

Validasi perasaan anak dan akui bahwa apa yang mereka alami itu salah, Bantu anak untuk memahami dan memproses trauma yang mereka alami, Berikan kasih sayang, cinta, dan dukungan tanpa henti dan Dorong anak untuk mencari bantuan profesional jika mereka membutuhkannya.

c. Memastikan keamanan dan perlindungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun