13 Januari 2005 Virginia Wolf membunuh dirinya sendiri dengan mencebur ke dalam sungai. Hitler tewas setelah menembak kepala sendiri di lubang persembunyiannya. Cak Sakib tetangga sebelah rumah mati dikeroyok massa karena dituduh dukun santet. Ustadz Rojil mengembuskan penghujung nafasnya saat sujud salat di musala rumahnya. Adakah bedanya bagiku? Tidak ada! Kematian sesungguhnya peristiwa biasa. Kecuali ia menimpa orang-orang dekat kita.
18 Januari 2005 Janin dalam rahimku tumbuh bersama kebencianku pada hidup.
21 April 2005 (Saat aku ragu apa gunanya menjadi perempuan) Ini hari kartini. Sudah seminggu aku tergolek di rumah sakit, Mama memergoki dan menggagalkan usahaku bunuh diri. Aku tetap hidup, tapi janinku mati.
18 Agustus 2005 Lucu. orang-orang menganggapku mulai gila. Padahal, sungguh aku tidak apa-apa. Aku hanya muak pada garis dunia yang tidak berpihak kepadaku.
19 Maret 2007 Dear Ma.Li.K. Tiba-tiba aku kangen kamu. Aku ingin menangis tapi tak bisa. Mungkin juga sudah tak perlu. Aku ingin kita bertemu di taman yang dulu, tapi tak bisa. Mungkin juga sudah tak perlu. Tahukah kau betapa sakitnya terpuruk pada keinginan yang tak sampai. Aku mencintaimu lebih dari sekedar yang bisa aku lakukan. Alana.
21 Mei 2008 Hari ini aku masuk rumah sakit jiwa. Bukankah itu artinya aku sudah benar-benar gila??!!! Hahahahaha. Sungguh aneh orang-orang itu. Kamu percaya bahwa aku tidak gila kan?
28 Oktober 2008 Bisa jadi cinta memang buta, tapi kita tidak. Aku ingin memilihmu menjadi pengantinku di surga nanti. Kamu mau?
1 November 2008 Hari ini aku ulang tahun. Sejak pagi tadi aku sudah mandi. Perawat rumah sakit memujiku cantik. Iya, aku memang sengaja berdandan paling cantik hari ini. Bukan untuk meniup lilin ulang tahun, tapi untuk pulang menuju Tuhan. Dua hari lalu aku sudah berhasil mendapatkan arsenik yang kupesan pada tukang es cendol yang biasa mangkal di luar zaal rumah sakit jiwa. Aku yakin racun itu akan menjadi menara Babel yang undakannya bisa mengantarku ke surga. Dunia, selamat tinggal.
Kututup buku harian Alana. Kurapalkan doa buatnya. Lalu, kutinggalkan bangku taman akasia bersama gerimis yang tiba-tiba datang bersama semerbak kamboja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H