Menurut informasi yang saya ambil dari Wikipedia.com mengatakan bahwa durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit). Durian adalah buah yang kontroversial, meskipun banyak orang yang menyukainya, namun sebagian yang lain malah muak dengan aromanya.
Bicara soal buah durian, di kampung saya sudah masuk musim durian. Musim di mana durian berbuah sangat banyak. Tetapi, biasanya dalam setahun bisa dua kali musim durian, tergantung intensitas curah hujan. Semakin tinggi curah hujan, semakin baik dan banyak buahnya.
Karena jarang berbuah, durian paling dinanti-nantikan banyak orang. Apalagi orang yang berasal dari kota-kota besar. Mereka rela merogoh kocek dalam-dalam demi makan buah durian. Meski berkulit tebal dan berduri tajam rasa buah durian memang tiada tandingannya sehingga menjadi salah satu buah yang paling enak di jagad raya.
Tetapi, untuk mendapatkan buah durian perlu usaha dan proses yang ekstra keras hingga sampai ke pembeli. Jika musim panen tiba, biasanya para petani durian (saya menyebutnya) menunggu di Pangeppeang (rumah kecil petani durian). Biasanya hanya dengan duduk dan baring di dalam Pangeppeang sambil mendengar-dengarkan suara durian jatuh. Iya, jatuh. Durian tidak dipanjat. Pohon yang begitu besar dan tinggi menjulang mustahil dipanjat manusia biasa (kecuali durian otong, yang memiliki pohon lebih kecil).
Nah. Saya sempat mengabadikan Pangeppeang. Berikut foto-fotonya.Â
"Biasanya saya masuk kebun kalau sudah salat Subuh, tapi biasa juga soreka ke mari, karena biasanya tengah-tengah malampi duria banyak jatuh karena natiup angin". Pak Abd. Rahman bercerita.
Durian jatuh adalah pertanda bahwa durian sudah matang. Jika para petani durian mendengar suara jatuhnya durian, mereka langsung mencari dan memungutnya satu persatu dan dibawa ke Pangeppeang.
"Kalau adami didengar jatuh durian ya langsung diambil, apa kalau didiami, biasanya na ambil saja orang kalau ada lewat. Tapi, kalau kita-kita ji tidak adaji yang ambil." Pua' Heli berikutnya.
Kalau durian sudah terkumpul banyak selanjutnya dibawa ke rumah dengan cara ditenteng untuk dilanjutkan oleh orang ke dua, dan orang ke dua melanjutkannya sampai ke orang ketiga begitu sampai ke konsumen. Perut kita.