Mohon tunggu...
Ade Febriani
Ade Febriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mentri keuangan, ahli gizi, head of cleaning, mentri pendidikan di rumah sendiri

Hobi : berjualan, koleksi buku anak, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Perkara Pinjam Uang

3 Agustus 2016   12:57 Diperbarui: 3 Agustus 2016   13:01 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pasangan suami istri, sudah tinggal dirumah sendiri walaupun masih membayar cicilan. Si suami bekerja sebagai pegawai negeri, si istri bekerja di perusahaan swasta. Si istri sama sekali belum pernah mengenal dengan perkara pinjam uang ke bank. Si suami sudah lama surat kepegawaianya di sekolahkan di bank untuk meminjam sejumlah uang. Niat baik si suami adalah memberi fasilitas terbaik untuk si istri, yakni membeli mobil (bekas) karena mobil baru pasti mahal. Suatu ketika ada masalah di perumahan tersebut sehingga pasangan suami istri ini mencari rumah dan pindah.

Rumah yang didapat lebih besar dari sebelumnya. Bagi yang memiliki cukup uang mungkin terbilang murah, namun bagi pasangan suami istri ini, harganya cukup membuat hidupnya harus berpikir keras untuk membayarnya. DP pertama sudah menjual emas batangan sejumlah 45gram. DP kedua untuk membayar sisa DP, sudah dengan menjual mobil dan rumah yang lama. Belum lagi, banyak yang perlu di renovasi yang juga membutuhkan biaya. Namun pasangan suami istri ini melakukan renovasi pelan-pelan sesuai kantong.

Suatu ketika, sang suami ingin punya mobil karena ingin berjualan dan bisa mengantar sang istri kerumah ibunya. Si istri tadinya tidak mau, karena takut tidak cukup uangnya walaupun join income. Namun si suami memberikan penjelasan bahwa gajinya akan naik dan jika dihitung akan cukup. Akhirnya luluhlah si istri dan terbelilah mobil (bekas) dengan DP dibawah 20jt dan cicilan dibawah 2jt.

Namanya juga mobil bekas, pasti ada yang perlu ditambah ataupun diperbaiki. Dan sekali perbaikan, membutuhkan biaya yang cukup lumayan. Namun pasutri ini pelan-pelan melakukan perbaikan pada mobilnya yang disesuaikan dengan isi dompet.

undefined

……

undefined

Dari dua kisah diatas, terlihat bahwa manusia tidak luput dari yang namanya meminjam uang. Sah-sah saja meminjam uang, namun sesuaikan dengan kemampuan keuangan yang dimiliki. Siapapun bisa saja meminjam dengan menggunakan kartu kredit, tapi jika tidak bisa dikendalikan maka akan jadi boomerang untuk diri sendiri.

Banyak orang yang menganggap sepele soal ini. Kadang, ada pula yang menggunakan kartu kredit untuk gaya hidup semata padahal untuk membayarnya pun nanti tidak tahu uang darimana.

Setiap orang mempunyai prinsip yang berbeda. Ada yang dalam hidupnya suka meminjam uang dengan menggadaikan surat pengangkatan kerja ataupun dengan kartu kredit. Ada pula yang tidak mau ada hutang.

Sebenarnya, meminjam uang ke bank adalah riba. Karena jumlah uang yang akan dikembalikan lebih besar daripada jumlah uang yang dipinjam. Misalnya seperti kredit kendaraan (misalnya motor), jika dibeli motor secara cash adalah 17 juta pada hari yang sama namun dengan kredit bisa menjadi 20 juta dengan jangka waktu tertentu. Namun kini sudah ada bank syariah yang tidak dengan cara riba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun