Siapa sih yang tidak berkelut dengan uang? Pasti dalam segala aspek, ada saja yang berhubungan dengan uang namun tidak dengan kebahagiaan.
Setiap orang pasti memiliki prinsip hidup yang berbeda. Misal, saat ini masih ada orang yang tidak mau hutang atau minjam uang ke bank walaupun tidak banyak. Namun dewasa ini, semakin meningkatnya kebutuhan dan gaya hidup, semakin banyak orang yang mudah ajukan pinjaman ke bank, koperasi di tempat bekerja, ataupun ke handai taulan.
Misal sebuah kisah seperti ini.
Pasangan baru menikah, tinggal dirumah yang masih mengontrak dan sudah memiliki anak. Si suami bekerja sebagai mandor kuli bangunan, si istri bekerja di salah satu perusahaan swasta. Suatu ketika, si istri mencoba jualan online tas. Pertama dan kedua kalinya bisa dibilang beruntung. Si istri menggunakan sistem dropship. Saat ketiga kali, si istri termotivasi karena dengan berjualan sepetri ini bisa mendapatkan motor dan rumah! Tentu siapa yang tidak tergiur.
Si istri meminjam uang ke berbagai saudara dan teman, ada yang pinjam ke kakak kandung, kakak sepupu dan teman kantornya. Pernah suatu ketika si istri pinjam ke sepupunya terasa sulit dan berkata :
“susah banget sih pinjem uang ke saudara sendiri. Saudara pengen sukses kenapa tidak didukung? Saya juga tidak akan pinjam ke kalian kalau saya bisa dengan mudah pinjam ke bank”.
Kurang lebih seperti itulah keluhannya.
Namun akhirnya si istri bisa mendapatkan pinjaman uang ke berbagai sumber. Entah berapa totalnya dia meminjam uang. Si istri pun sudah menyombongkan diri dengan membuat status di social media bahwa dia akan punya motor baru dan rumah baru.
Ayah dari si istri ini sudah mengingatkan, bahwa tidak ada jualan yang ambil untung sebanyak itu. Semua keluarganya pun sudah mengingatkan agar berhati-hati karena khawatir ada penipuan dibalik ini semua.
Malang, jangankan dapat rumah, motor saja tidak dapat dan uang pun dibawa pergi oleh si penjual tangan pertama. Si istri kini berusaha tegar dan memulihkan kembali perekonomiannya serta dengan giat ia mengumpulkan sejumlah uang yang sudah dipinjam. Walaupun si istri saat ini malu karena tidak bisa membayar hutang sesuai dengan janjinya dan tidak percaya dengan wejangan yang sudah diberitahukan oleh ayahnya. Pada saat hari raya idul fitri pun sang istri yang biasanya silaturahmi ke rumah saudaranya, setelah kejadian tersebut tidak silaturahmi ke rumah saudara yang dulu pernah dipinjami uang karena takut ditagih hutang dan malu jika diminta untuk cerita kronologis kejadiannya.
Berikut kisah kedua.