Mohon tunggu...
Ade Febriani
Ade Febriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mentri keuangan, ahli gizi, head of cleaning, mentri pendidikan di rumah sendiri

Hobi : berjualan, koleksi buku anak, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Investasi Berdasarkan Al-Qur'an

6 Juni 2016   14:46 Diperbarui: 6 Juni 2016   14:57 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Disini saya mau berbagi pengalaman soal menabung. Kebetulan saya sudah berumah tangga.

Saat berumah tangga, pasti banyak keperluannya apalagi ketika sudah punya anak. Tentunya harus mempunyai tabungan untuk masa depan anak kita bukan? Jika nabung di bank, pasti selalu ada potongan tiap bulannya dan pasti akan mudah untuk gesek kartu ketika berbelanja dll. Lalu menabung yang seperti apa?

Dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa menabung bisa dengan hewan qurban dan hasil panen (gandum). Namun hal ini bisa dikembangkan kembali di era modern saat ini yakni dengan 4 :

1. Hewan Qurban

2. Hasil Panen (Gandum, Padi)

3. Emas

4. Tanah / Rumah

Berikut penjelasannya menurut pengamatan saya :

1. Hewan qurban.

Menabung dengan cara ini sangat efektif. Contoh : beli hewan qurban saat umurnya masih kecil dan dari jauh hari yakni sebelum idul qurban. Jika dirumah ada lahan lebih atau ada cukup uang untuk membeli lahan untuk peternakan, hwan qurban tersebut bisa dipelihara. Agar diberi makan dan dirawat. Sehingga pada hari H (idul qurban), hewan qurban yang sudah dipelihara sudah cukup umur, sehat dan tidak cacat agar bisa dijual atau untuk berkurban sendiri. Ketika membeli hewan qurban saat masih kecil dan jauh dari idul qurban pasti harganya akan jauh lebih murah, dan event idul qurban inilah yang menguntungkan untuk peternak hewan qurban. Pasalnya, harga hewan qurban akan melonjak tinggi pada idul qurban.

2. Hasil Panen (Gandum, Padi)

Menabung dengan hasil panen terbilang cukup efektif dan hampir sama dengan menabung hewan qurban. Pasalnya, petani menabung dengan hasil panennya. Walaupun memang terbilang tidak banyak. Misal petani beras lokal, ketika panen padi telah tiba, maka tidak semua hasil panen padinya digiling agar menjadi beras. Namun petani menggiling padi hanya untuk makan keluarganya saja, sisanya masih dalam bentuk gabah. Jadi ketika nanti ada acara syukuran dan acara adat lain, tamu yang datang bisa membawa pulang hasil padi yang sudah digiling. Gabah yang belum digiling, masa simpannya akan lebih lama sehingga lebih awet.

3. Emas

Nah, yang saya lakukan dengan suami saya ya ini. Menabung dengan emas logam mulia. Menabung dengan emas memang sudah cukup lama diajarkan oleh nenek moyang kita. Namun cara yang saya dan suami saya lakukan berbeda. Jadi kami memesan logam mulia di pegadaian, mulai dari yang kecil saja yakni 5g. Biasanya bisa bayar langsung ataupun cicil, namun saya dan suami pilih dicicil karena biar terkesan nabung. Jika dicicil, untuk Dp kita bisa pilih dengan DP besar atau kecil. Cicilannya pun bisa disesuaikan dengan keuangan, ada yang 4 bulan, 12 bulan dst. Sesuaikan saja dengan keuangan.

Jika anda akan mencoba, nanti terlihat bahwa memang agak sedikit mahal, namun saya dan suami menganggap ini wajar. Karena anggap saja uang admin itu adalah membayar jasa mereka untuk menyimpan logam mulia pesanan kita? Daripada disimpan dirumah, yang belum terjamin aman. Jika (naudzubilahimindzalik) ada pencuri masuk kerumah, kehilangannya siapa yang mau tanggungjawab? Pasti tidak ada yang menginginkan hal seperti itu.

Menabung dengan emas logam mulia pun banyak untungnya. Misal, logam mulia sudah terkumpul cukup dan kebetulan ada sesuatu yang ingin dibeli atau hal yang lain yang membutuhkan biaya. Namun ternyata tabungan di rekening tidak cukup? Maka, bisa gadaikan emas yang dimiliki. Gadai yang artinya logam mulia tetap masih ada, uangnya bisa dicairkan, namun logam mulia masih tetap punya kita. Asal dengan cara, sejumlah uang yang kita terima bisa dibayarkan lagi dalam tempo waktu yang telah ditentukan untuk menebus logam mulia yang dimiliki.

Misal kejadian yang saya dan suami saya alami.

Kami ingin beli mobil (bekas), dengan DP 15jt. Kami tidak punya uang sebanyak itu tiap bulan dan kalaupun ditabung di rekening tetap akan habis. Kebetulan kami menabung logam mulia da nada sekitar 20g, maka dari itu kami PD untuk mengambil mobil. Dengan logam mulia 20g, kami gadaikan ke pegadaian dan mendapat 8.xxx.xxx. Belum mencukupi memang, namun sisanya untuk menambahkan DP, ditabungan kami cukup. Dan akhirnya DP 15jt untuk mobil idaman, bisa dicairkan. Untuk cicilan mobil, untungnya dibawah 2jt per bulan jadi

Dulu saya infokan kabar baik ini ke temen-temen saya. Tapi semua tidak mau. Kenapa? Mereka pikirnya beli logam mulia di pegadaian tidak terjamin karena tidak ada suratnya. Jika dihitung uang admin, limitnya cukup besar persenannya. Dan masih banyak lagi alasannya.

Disini saya infokan, bahwa membeli emas di pegadaian itu AMAN. Sertifikat dan suratnya ADA.

Temen saya ada yang bilang “Aku beli di Antam aja deh, yang udah jelas”

Saya infokan lagi, beli di antam tidak bisa 5g. Minimal 50g. Bayarnya pun tidak bisa cicil. Apa kalian ada uang segitu banyak? Untuk orang kalangan atas ya mungkin ada. Namun untuk kita yang kalangan menengah kebawah, pendapatan per bulan maksimal 4.5 sampai 5jt per bulan, apa bisa menebus uang untuk 50g? Tidak perlu besarkan gengsi. Hanya akan ada MALU jika gengsi kalian tidak terwujud.

Limit untuk biaya admin besar, ya saya anggap itu wajar. Coba kalau simpan dirumah yang belum tentu aman. Atau misalkan beli banker. Atau kita menyimpan dirumah dengan membayar satpam. Itu semua jika dihitung akan sama, akan ada biaya lain lain juga.

Dan keuntungan beli di logam mulia, harganya akan mengikuti dan akan terus naik. Beda jika dengan emas seperti kalung, gelang, cincin dll. Harga emas seperti itu sama, akan naik juga. Namun tidak lebih menguntungkan jika dengan logam mulia.

4. Tanah / Rumah

Ini opsi terakhir untuk tabungan masa depan. Sudah jelas, harga tanah tiap tahunnya akan naik. Dulu suami saya beli tanah di daerah bogor, masih di daerah kota namun masuk ke dalam gang sempit yang hanya bisa dilalui sepeda motor. Suami saya beli pada tahun 2012 dengan harga 16jt per 100 meter persegi. Dan dijual pada tahun 2015 dengan harga 25jt. Dalam jangka waktu 3 tahun sudah cukup besar bukan kenaikannya?

Rumah, sudah pasti sama seperti tanah. Asal dirawat dan berada di daerah yang ramai (misal dekat sekolah), harga pasti naik.

Itulah saran menabung yang dapat saya bagikan. Semoga bermanfaat untuk semua sahabat kompasiana!

Sumber : Al-Qur’an

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun