Terima kasih atas empati, saran, bantuan, dan doanya kepada kami sekeluarga yang terus mengalir via media sosial. Hal ini "meningkatkan imun" dalam proses melawan virus ini.
Pertanyaan yang sering kami terima dari keluarga dan sahabat "kapan dan dimana terpapar virus?" dan "apa gejalanya?".
Pada tulisan sebelumnya, saya menyampaikan bahwa selalu menerapkan protokol kesehatan selama beraktivitas di luar rumah. Begitupun dengan keluarga untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Sejak Maret 2020, saat COVID-19 mulai terkonfirmasi di Indonesia. Alhamdulillah, tidak pernah mengalami gejala terpapar virus. Telah melakukan dua kali Rapid Test antigen, disaat kekhawatiran beberapa rekan sejawat yang positif. Hasilnyapun menunjukkan negatif, hal ini menunjukkan bahwa apa yang saya lakukan efektif.
Kapan dan di mana terpapar Virus?
Saya tidak tahu dan dimana tepatnya terpapar virus. Sebelum berangkat bersama tim relawan UNM ke Sulbar, kami aman dari virus.
Setelah pulang dari Sulbar, saya kembali melakukan aktifitas di kampus di hari kerja. Di hari Sabtu, Â datang ke rumah duka kolega yang meninggal dunia hingga mengantar ke pemakaman. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Apa gejalanya?
Perihal gejala, saya tidak tahu persis apakah dimulai saat saya demam ataukah nanti setelah istri menderita gejala penciuman yang hilang.
Saya mengalami demam sejak hari Minggu (24 Jan) hingga Selasa. Hari Rabu, demam sudah reda namun kondisi fisik masih belum normal. Hari Kamis, sudah merasa baikan.
Kembali melakukan aktivitas di luar rumah hingga hari Minggu (31 Jan). Saat ingin kembali beraktivitas di hari Senin tetiba pusing dan tidak konsentrasi, akhirnya memutuskan untuk istirahat di rumah.
Keesokan harinya konsultasi ke dokter keluarga untuk memastikan kondisi saya. Selain kondisi badan tidak nyaman, pusing, dan tekanan darah meningkat dari biasanya. Sesuai saran dokter, dianjurkan istirahat dan komsumsi beberapa obat. "Dok, apakah perlu saya Swab test?" dan dokter menyampaikan bahwa Bapak sudah tidak ada gejala yang berpotensi COVID-19. Perasaan lega, dan pulang ke rumah.
Istri mengalami hilang penciuman
Hari Rabu (3 Feb), istri (Bunda Andi Nomba Haerani) mulai hilang penciuman yang menjadi ciri khas terinfeksi virus COVID-19. Â Keesokan hari, saya membawa beliau konsultasi ke dokter. Sesuai arahan dokter, kami sekeluarga dianjurkan Swab Test. Kondisi ini membuat kami khawatir, apakah hanya Bunda yang "positif" ataukah kamipun terpapar.
Berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Puskesmas Palangga, kami mendapatkan jadwal untuk Swab test di hari Jum'at. Selama menunggu hasil test, kami melakukan isolasi mandiri di rumah. Â
Gejala lain
Beberapa gejala lain yang saya alami yaitu rasa nyeri pada bagian dada, namun tidak sampai menghambat pernafasan. Bunda mengalami gelaja demam, flu, pusing, Â ngilu pada bagian kaki dan pinggang. Kadzim mengalami demam selama satu hari.
Apa yang kami khawatirpun terjadi, 4 orang positif dan hanya Sophia anak bungsu kami yang negatif.
Catatan:
Berhubung Bunda mengalami kelelahan mengurus semua pasien dan berdampak kondisi beliau yang drop serta menghindari penularan di lingkungan sekitar. Â Kami memutuskan untuk isolasi pada tempat yang disiapkan oleh Satgas COVID-19.
Informasi ini, semoga bermanfaat untuk mengenali sejak dini gejala terinfeksi virus dan makin mendisiplinkan kita untuk menerapkan protokol kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H