Mohon tunggu...
Muhammad Farid
Muhammad Farid Mohon Tunggu... Relawan - Pegiat Literasi

Relawan dan Pegiat Literasi; Founder: Perpustakaan Berjalan Kaohsiung; Author: Ruang Kontemplasi (2017); e-mail: adhefarid@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Harap-harap Cemas, Saat Rapid Tes Anti Gen

31 Desember 2020   12:27 Diperbarui: 31 Desember 2020   12:53 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Menunggu Antrian di Sebuah Klinik. Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Peningkatan penyebaran kasus COVID-19 di tanah air, terkhusus di kota Makassar. Menyebabkan warga berhati-hati dalam berinteraksi dan harus disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Rapid test atau Swab perlu dilakukan agar bisa mengidentifikasi seseorang terinfeksi COVID-19. Umumnya dilakukan bagi orang yang akan melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang, indikasi ada gejala yang ditimbulkan COVID-19,  lingkungan sekitarnya ada yang terpapar virus, atau alasan tertentu yang mewajibkan.

Saat pelaksanaan tes, akan memberi efek psikologi bagi yang dites. "Harap-harap cemas", bagaimana nanti jika hasilnya "positif"? Bagaimana dampaknya bagi keluarga dan orang-orang yang telah berinteraksi dengannya?

Setiap orang punya pengalaman dalam mengatasinya. Sebaliknya, bila hasilnya negatif. Tentunya menjadi harapan semua orang. Kita berdoa, semoga teman-teman yang sedang dirawat segera sembuh dan pandemi COVID-19 ini segera berlalu dengan hadirnya vaksin.

Swab tes yang difasilitasi oleh pemerintah dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membantu memutus mata rantai penyebaran. Bila tidak mendapatkan kesempatan, bisa dilakukan secara mandiri.

Pengalaman mengikuti tes secara mandiri di sebuah klinik. Staf klinik bertanya "tujuan apa Bapak melakukan tes ini?". Beberapa saat merenung dan menjawab untuk identifikasi awal, melindungi keluarga dan teman-teman.

Sepanjang antrian sekitar 20 orang, suasana mulai menegangkan. Satu persatu pasien yang dipanggil namanya. Tiba-tiba, perawat memanggil "Suzuki Hitam", suasana klinik jadi hening. "Pemilik Mobil Suzuki Hitam, plat nomor DD...." Pemiliknya berdiri dan bergegas memindahkan kendaraannya.

Saya bercanda, "mobil saja di Rapid test anti gen". Seketika, suasana klinik jadi riuh dengan tawa, memecah ketegangan di antara pasien yang akan dites dan yang menerima hasil tesnya.

Tibalah giliran saya, alhamdulillah bisa melalui dengan baik, tanpa ada yang mengabadikan gambar. Selanjutnya, menunggu hasil lab. Seorang perempuan tampak bahagia dan berpelukan dengan temannya saat menerima hasil tesnya "negatif". 

Akhirnya, nama saya dipanggil untuk menerima selembar surat keterangan dari dokter. Apakah hasilnya "positif" atau "negatif"? Teman yang telah menunggu informasi untuk diskusi dan ngopi bareng, akhirnya bernafas lega.

Mohon bila berinteraksi dengan keluarga, sahabat, rekan kerja, dan teman-teman tetap menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Karena kita tidak pernah tahu virus tersebut dari mana.

Semoga di tahun 2021, masalah pandemi COVID-19 bisa diatasi dengan baik. Agar kehidupan berjalan sesuai harapan kita bersama.

Tulisan ini telah tayang di FB saya dengan Judul "Patuhi Protokol Kesehatan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun