Mohon tunggu...
Ade Rodiah
Ade Rodiah Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang ibu dan pekerja yang ingin bisa banyak hal

If you think you can, you can.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maafkan Aku Membencimu

16 Oktober 2019   14:36 Diperbarui: 16 Oktober 2019   14:52 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku tidak mau menemuinya. Jangan habiskan waktumu untuk menghubungiku" ketusku, pada Dian adik tiriku, saat menelepon mengabarkan kondisi ayah sedang sakit.

"Kakak tega!, tidak menyesalkah seandainya ini permintaan  terakhirnya ?"

"Jangan menuduhku tak punya perasaan, kamu tidak tahu betapa sulitnya hidup yang kami lalui karena perbuatannya"

****

Kebencianku pada ayah tak menyisakan  sedikitpun kesan baik terhadapnya. Penelantaran dan penderitaan yang ditorehkannya padaku, ibu dan kedua adikku tak bisa kumaafkan.

Masih lekat dalam ingatan, 30 tahun lalu ayah tega mengusir ibu karena tidak setuju dirinya menikah lagi. Ibupun memboyongku dan kedua adiku terpaksa menumpang di rumah nenek.

Sejak saat itu tanpa bekal materi dan keahlian,  ibu dipaksa mandiri karena keadaan. Pekerjaan halal apapun di lakoninya dengan sabar. Tak ada keluh kesah meski guratan garis wajahnya terlihat menderita.

Sebagai anak laki laki tertua, aku ikut memikul  tanggung jawab membantu ibu mencari penghasilan tambahan. Masa kecil yang seharusnya menyenangkan dihabiskan dengan bermain kulewati dengan kerja keras. Sepulang sekolah  aku langsung ke terminal menjadi pegadang asongan atau kadang berkeliling menjajakan hasil masakan ibu, kernet angkutan umum dan ngamen pun pernah kulakoni.

Seiring waktu keinginan untuk bertemu ayah atau berharap mendapat kasih sayangnya bukan hal yang kami inginkan lagi, apalagi aku dengar lelaki itu sudah bahagia dengan keluarga barunya.

Dunia yang menempaku menjadi kuat tak menghianati usahaku. Kehidupan sulit yang selama ini jadi teman hidup lambat laun mulai berubah, aku bisa menyelesaikan kuliahku dan mendapatkan posisi lumayan di sebuah perusahaan.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun