Mohon tunggu...
Adhe Unyu
Adhe Unyu Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

As simple as me Menyukai musik Ibu dari satu anak yang luar biasa😘😘

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Setiap Perempuan Terlahir Cantik

1 April 2017   13:01 Diperbarui: 1 April 2017   13:36 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baju tradisional yang cantik (dokpri)

sebelum tampil anak-anak berdoa dulu dan tidak lupa berphoto (dokpri)
sebelum tampil anak-anak berdoa dulu dan tidak lupa berphoto (dokpri)
Akhirnya saya dan kakak sering mengambil inisiatif untuk bilang ke panitia bahwa kami ikut juga dan tolong untuk tampil pertama kali agar anak-anak bisa melihat, jangan ditanya ya malunya, apalagi seringnya acara hanya untuk anak-anak bukan orang dewasa seperti kami berdua, tapi demi anak-anak ya sudah tahan malu yang banyak hahaha. Biasanya setelah kami tampil mereka akan mau maju satu persatu berlenggak lenggok diatas panggung..riuh tepuk tangan dari orangtua, giliran kami yang lariiii ke belakang sambil pura-pura tak kenal orang hihihi.

Saya bersama kakak diberi nomor urut juga lantaran anak-anak tak berani untuk tampil padahal acaranya hanya untuk anak-anak (dokpri)
Saya bersama kakak diberi nomor urut juga lantaran anak-anak tak berani untuk tampil padahal acaranya hanya untuk anak-anak (dokpri)
Hal ini membuka mata saya, bahwa ilmu apapun(positif) pasti berguna minimal untuk diri sendiri dan  akan lebih baik bila juga bermanfaat untuk orang lain. Seperti yang Kartini ucapkan  “Dari Gelap Menuju Cahaya”...Hal-hal yang baik bisa diajarkan kepada perempuan yang bukan hanya sebagai pelengkap bagi kaum pria tapi juga sebagai tonggak berdirinya sebuah negara yang baik adalah juga perempuan. 

Baju tradisional yang cantik (dokpri)
Baju tradisional yang cantik (dokpri)
“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902].

sekarang sudah tahu kan darimana cantik saya berasal heehhe, ini ibu dalam balutan kebaya, dan beliau masih menyimpan rapi dalam satu kotak rambut aslinya yang dibuat untuk gelungan (dokpri)
sekarang sudah tahu kan darimana cantik saya berasal heehhe, ini ibu dalam balutan kebaya, dan beliau masih menyimpan rapi dalam satu kotak rambut aslinya yang dibuat untuk gelungan (dokpri)
Selamat Hari Kartini Kompasianer, Semoga di Hari Kartini 2017 ini saya masih dapat order  (modus) hihihi untuk dandanin anak-anak yang lucu-lucu..Semangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun