Band yang terbentuk sejak 26 Desember 1983 itu akan merayakan ulang tahunnya di Bali pada tanggal 28 Desember 2016 mendatang tepatnya di daerah Singaraja Buleleng, Tahun ini mereka menginjak usia 33 tahun. Pencapaian yang luar biasa, usia yang tidak muda lagi dari para personel tetapi masih energik di atas panggung, masih dicintai oleh penggemarnya dengan fanatisme yang luar biasa. Siapa yang tidak tahu Slanker? Sebutan untuk penggemar mereka itu.Â
*****
Ketika itu tentu hanya ikut-ikutan saja. Masuk SMP jiwa tomboy saya memang sudah terlihat, karena saat yang lain membeli majalah-majalah remaja yang isinya menurut saya iklan melulu itu sama sekali tak menarik. Beruntunglah ada beberapa teman juga yang menyukai Slank jadi gak garing-garing amat jadinya kalo ngobrol.Â
Di awal tahun kemunculannya Slank memang sangat produktif, hampir setiap tahun selalu mengeluarkan album baru. Setelah album teranyar disusul berturut-turut dengan album kedua Kampungan (1991), Piss (1993), Generasi Biru (1994), Minoritas (1996), Lagi Sedih (1996), Tujuh (1997) setelah tahun 1998 saya sudah tak begitu mengikuti mereka, walaupun tidak meninggalkan sama sekali.Â
Bisa dibilang saya tumbuh besar dengan lagu-lagu Slank (khususnya album Piss), meskipun penampilan urakan (enggak banget di mata ortu) tetapi lirik-lirik lagu mereka begitu mengena di hati kami anak muda atau remaja menuju desawa saat itu, seperti terwakili.Â
Saya sempat dua kali ke markas besar mereka di gang potlot yang juga adalah rumah kediaman sang drumer Bimbim. Meskipun tak ada Slank, tetapi sang bunda tak masalah jika banyak anak-anak ngumpul di kediamannya. Setiap hari selalu saja ada yang datang, kita mau nongkrong ya nongkrong aja, gak akan diusir.Â
Lagu-lagu Slank tak melulu soal cinta-cintaan, tak melulu soal pemberontakan, tak melulu slengean, karena mereka juga mampu bicara soal sampah, soal lingkungan, soal Papua, soal Jakarta, soal Korupsi, soal reformasi, soal politik dan masih banyak lagi.Â
Jangan remehkan penampilan yaaa tapi otak ada isinya. Ngomong-ngomong soal penampilan, sang vokalis Kaka yang dijuluki lelaki tersexy ternyata sangat fashionable loh. Dengan perut yang rata bisa membuat grupies ataupun penggemar perempuan tersenyum-senyum sendiri. Ia laksana Lenny Kravitz atau Jim Morisson, pesonanya mematikan seperti lirik dalam lagu Virus.Â
Yang menarik dari Slank adalah ujaran Piss (peace) sehingga menjadi seperti brand yang begitu melekat. Slank sama dengan Piss, Piss sama dengan Slank. Yup Slank cinta damai, dari dulu sekali meskipun memiliki nama besar dengan ribuan penggemar tak membuat mereka menjadi besar kepala,Â
Bahkan ketika musisi besar juniornya "mencolek" nama mereka dengan kata-kata yang tentu tidak enak tidak lantas membuat mereka sakit hati, energi mereka terus disalurkan pada hal-hal yang positif, terus berkarya.