Mohon tunggu...
Adhe Unyu
Adhe Unyu Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

As simple as me Menyukai musik Ibu dari satu anak yang luar biasa😘😘

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Heart Attack

1 Agustus 2016   12:36 Diperbarui: 2 Agustus 2016   10:57 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya tak percaya ketika mendengar kabar bahwa Mike Mohede salah satu finalis Indonesia Idol tahun kedua meninggal dunia di usia yang relatip muda yakni 32 tahun. Saya termasuk penyuka suara emasnya, ketika mendengar lantunan lagu yang keluar dari bibirnya nyess damai dan lembut rasanya. Gak percaya juga suara selembut itu keluar dari tubuh yang bisa dibilang tambun ( pertama kali ikut ajang Idol Mike memang gemuk ). Menurut berita Mike di duga terkena serangan jantung, #ripmikemohede .

Kita memang tidak pernah tau, kapan kematian akan menjemput setiap insan, tak menunggu tua, tak perlu sakit, Jika Tuhan berkehendak maka tibalah. Serangan Jantung di Indonesia memang sangat  mengkhawatirkan, belum lama juga saya melihat timeline medsos seorang kawan yang menuliskan sahabatnya meninggal dunia karena serangan jantung, usianya masih jauh di bawah saya. 

Serangan Jantung inilah juga yang memisahkan saya dengan ayah untuk selama-lamanya, ketika itu 28 September 2004 ayah (62 tahun ) berpulang kepangkuan Ilahi dengan catatan medis serangan jantung. Ayah saya adalah seorang polisi, pensiun tahun 1992, ibu sempat was-was soal biaya hidup karena ketika itu saya baru masuk SMP, belum sempat istirahat dari pensiun ayah saya ditarik oleh sebuah perusahaan swasta yang rencananya akan membangun jalan tol dalam kota, 

Alhamdulillah ini membuat ibu tenang. Ketika muda ayah jarang sakit berat, nyaris tidak pernah sakit malah, beliau merokok dan lumayan candu karena di kamar tidurpun bisa merokok. waktu kami masih sekolah menengah pertama sering mengingatkan ayah agar tidak merokok, sering juga memberi brosur-brosur tentang bahaya merokok..tanggapannya cuek saja.

Di pertengahan tahun 2000 ayah pensiun untuk kedua kali, dan memutuskan mengajak ibu untuk pulang ke kampung halamannya di desa Karangpaningal sebuah kabupaten di daerah Ciamis Jawa Barat. itu untuk mengantisipasi agar tidak stress, karena terbiasa bekerja jika di Jakarta saja maka nyaris tidak melakukan apa-apa.  kami anak-anaknya menurut saja dengan keputusan ayah karena benar juga, walau saya sebenarnya berat untuk ditinggalkan, biarpun kala itu sudah bekerja saya belum pernah ditinggalkan atau hidup terpisah dari orangtua apalagi saya anak bungsu..rasanya tak rela. 

Di tahun ini juga ayah berhenti merokok, karena kami semua meledek bahwa ia tak bekerja lagi, gimana mau beli rokok. perjuangan ayah saya untuk lepas dari rokok itu lumayan berat, lucunya ia memilih permen sebagai pengganti agar mulut tak asam katanya. kami semua tahu itu tak baik, tapi untuk awal biarkan saja sambil diberi pengertian sampai kemudian lepas sama sekali dan berhasil. Badannya mulai terisi, lebih cerah..Alhamdulillah.

Sebulan sekali orangtua datang ke Jakarta untuk mengambil gaji pensiun dari kepolisian sembari melihat anaknya, di rumah hanya saya dan abang saja, karena dua kakak saya sudah menikah dan tinggal terpisah. Lama-lama saya terbiasa dengan keadaan tersebut dan tidak mengurangi kebahagiaan sama sekali. Terkadang hanya ayah sendiri yang datang tanpa ibu menemani, perjalanan dari kampung menuju Jakarta ditempuh 8 jam dengan naik bus, disitu mulai terlihat kaki ayah bengkak ketika lama duduk di bus. Segera kami memeriksakan ayah..setelah pemeriksaan menyeluruh selesai diketahuilah ayah mengidap jantung. Sejak saat itu, kami tak lagi bicara hal-hal yang penting ke ayah, segala sesuatu hanya kami bicarakan ke ibu. 

Ibu pun merubah semua pola makan ayah, ia hanya diberi sarapan oatmeal, sayurpun tak semua disajikan, saya tak ingat apa saja yang diberi ibu karena kami memang tinggal terpisah. Setiap pagi olahraga dengan berjalan kaki, sehabis itu biasanya ia ke kandang ayam memberi makan ternaknya, ia juga memelihara ikan di tambak buatan, menanam pohon mangga, rambutan, duren, dan banyak lagi dan inilah yang membuatnya bahagia. 

Tahun 2003 di bulan Oktober kami semua di telpon ibu, ibu mengatakan ayah tak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit umum daerah di kota Banjar, Ciamis. Saat itu sebenarnya kondisi saya juga tak sehat benar, tapi telpon ibu membuat saya khawatir.  Kami semua berempat langsung menuju rumah sakit yang ibu katakan, malam hari tiba disana langsung menuju ruangan dimana ayah dirawat, ayah sudah sadar, ketika itu saya yang langsung disapanya, loh katanya adhe ( karena anak terakhir sapaan adhe menjadi panggilan saya sejak kecil ) sakit ? Bapak gapapa, cuma tadi katanya ga sadar sambil senyum ia bilang ke saya, saya memang dekat dengan ayah, beliau begitu sayang terhadap saya. Saya jawab adhe sudah sembuh dan gapapa juga, hanya flu biasa. 

Tetiba terdengar teriakan dari "tetangga" sebelah yang ternyata seorang ibu, ia pasien juga dan ini membuat ayah saya kaget luar biasa, seketika itu juga ayah kembali tak sadarkan diri. Saya mengerti benar bahwa itu hanya RSUD tentu fasilitas tak seperti Rumah sakit besar pada umumnya di Jakarta, kami anaknya menghadap ke dokter yang merawat, kami kemukakan ingin memindahkan ayah saja untuk di rawat di Jakarta, bisakah diurus? ternyata dokter tidak menyarankan, karena dengan ambulance sekalipun akan membuat ayah saya terguncang di jalanan yang tidak bagus. Tunggu ayah sudah baik, baru boleh dibawa..karena pihak rumah sakit tidak akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu di jalan. Ya sudah kami menurut...

Hanya abang saya saja yang tinggal disana untuk menjaga bersama ibu, sementara kami bertiga pulang kembali ke Jakarta, 2 minggu kemudian abang saya telpon bahwa ayah sudah siap dan sehat untuk dibawa ke Jakarta. Kembali abang ipar dan abang tertua menjemput ayah dan ibu untuk sementara tinggal di Jakarta. Ayah kembali kami bawa ke dokter untuk mengecek kesehatannya, dokter langganan pun menyuruh ayah di Jakarta saja agar mudah setiap sebulan sekali kontrol dan cek up. Beberapa bulan tinggal di Jakarta kesehatan ayah pulih kembali, sudah bisa kemana-mana berdua dengan ibu, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun