Mendengar kasus kekerasan seksual saat ini sangatlah tidak asing dan bukan hal yang tabu. Berbagai kekerasan seksual sudah marak terjadi dimana-mana, kekerasan seksual pun terjadi tidak memandang akan usia mulai dari orang tua, remaja bahkan anak-anak pun menjadi korban akan kekerasan seksual.Â
Kekerasan Seksual tersebut salah satunya rentan terjadi kepada anak perempuan, anak perempuan dipandang sebagai anak yang lembut, baik dan cantik akan tetapi pandangan tersebut tekadang membuat orang-orang yang memilki pikiran buruk akan melakukan perbuatan yang tidak senonoh terhadap anak perempuan salah satunya dengan melakukan kekerasan seksual. Â
Kekerasan seksual merupakan sebuah tindakan kekerasan yang merugikan, merusak bahkan merendahkan yang memberikan dampak buruk terhadap psikologis dan Fisik suatu individu.
Kementrian perlindungan perempuan dan anak pun pada tahun 2020 mencatat kasus kekerasan yang terjadi tahun 2020 sebanyak 1.848 kasus kekerasan seksual. kekerasan seksual adalah salah satu kekerasan yang paling banyak dialami oleh anak dibandingkan kekersan fisik yang berjumlah 852 kasus serta kekerasan psikis sebanyak 768 kasus.Â
Melihat dari angka kasus tersebut menunjukan bahwa kekerasan seksual rentan terjadi pada anak, maka perlu adanya upaya untuk mencegah serta menangani kasus tersebut oleh berbagai lapisan masyarakat.
Melihat dari maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak saat ini, Mahasiswa/i UPI Kampus Serang yang sedang melaksanakan KKN Tematik di Link. Ranca Sawah mengadakan kegiatan Sosialisasi tentang pencegahan kekerasan seksual terhadap anak perempuan. Sasaran kegiatan tersebut adalah anak perempuan usia 7-12 tahun di link. Ranca sawah untuk memperkenalkan akan pentingnya pencegahan kekerasan seksual pada anak perempuan.
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Juli 2022. Dalam penyampaian sosialisasi pencegahan kekerasan seksual terhadap anak perempuan yang disampaikan oleh mahasiswa UPI Kampus serang KKN Tematik Kelompok 190 D ini melalui penayangan video edukasi yang didalamnya menjelaskan mengenai akan pentingnya menjaga diri agar terhindar dari kekerasan seksual. Video edukasi dipilih karena untuk memudahkan dalam penyampian maksud dan tujuan sosialisasi dan anak pun dapat dengan mudah memahaminya.
Sebelum sosialisasi dimulai kami berbincang-bincang terlebih dahulu bersama anak-anak, dan menanyakan akan pemahaman mereka mengenai kekerasan seksual itu yang seperti apa. Namun pada saat kami menanyakan ada beberapa anak yang sudah mengetahui dengan menjawab beberapa contoh kekerasan seksual pada anak dan ada beberapa anak pun yang belum mengetahui apa itu kekerasan seksual.
Dalam sosialisasi tersebut upaya pencegahan kekerasan seksual agar tidak terjadi, anak perlu memperhatikan serta mengetahuai beberapa hal yaitu :
1. Waspada dengan orang-orang terdekatÂ
Sebagaian besar beranggapan bahwa tidak mungkin orang-orang terdekat dapat melakukan kekerasan seksual karena mereka merupakan bagaian dari keluarga yang seharusnya dapat menjaga. hal tersebut tidaklah menjadi sebuah jaminan bahwa orang terdekat dapat menjaga dengan baik. Banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi dilingkungan rumah yang dilakukan oleh orang-orang yang memang dikenal. Oleh karena itu kita perlu waspada atau berhati-hati apabila ada hal-hal yang aneh yang dilakukan oleh orang-orang terdekat atau disekeliling kita.
2. Berprilaku dalam berpakaianÂ
Upaya untuk mencegah kekerasan seksual tidak terjadi salah satunya yaitu dengan berpakaian. Penyebab yang sering muncul ketika terjadi kekerasan seksual terhadap anak perempuan disebabkan oleh pakaian yang terbuka yang mengundang hal yang tidak di inginkan pun terjadi. Maka sebagai perempuan perlu memperhatikan dalam berpakaian menutupi bagaian tubuh yang sepatutnya tidak diperlihatkan yaitu dengan berpakaian yang sopan.
3. Mengetahuai bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orangÂ
Edukasi mengenai bagian tubuh yang tidak boleh disentuh sangatlah perlu diketahui untuk anak. Agar bagian-bagian tubuh tersebut bisa dijaga dengan baik. Kekerasan seksual yang terjadi pada anak pun salah satunya yaitu ketidaktahuan seorang anak menganai hal ini, dimana anak dapat dengan mudah memperbolehkan orang lain memegang yang seharusnya tidak boleh dipegang. Oleh karena itu edukasi mengenai seks perlu disampakan kepada anak dengan pembawaan yang sederhana seperti menonton video edukasi atau dengan nyanyian-nyanyaian.
4. Terbuka kepada orang tuaÂ
Komunikasi antara anak dan orang tua harus lah terjalin dengan baik, mengkomunikasikan berbagai hal tanpa adanya sebuah batasan. Dimulai dari orang tua yang selalu mengajak anak berdiskusi yang akan membuat anak secara tidak langsung nyaman untuk bercerita bersama orang tua. Apabila komunikasi tersebut terjalin dengan baik, ketika anak mendapatkan hal-hal yang membuatnya tidak nyaman anak akan langsung terbuka menceritakan kepada orang tua tanpa adanya rasa takut.
Dengan adanya sosialisasi mengenai pencegahan kekerasan seksual ini diharapkan anak dapat mampu menjaga dirinya sendiri agar terhindar dari kekerasan seksual. dan agar anak pun dapat terbuka khususnya kepada orangtua apabila mengalami perlakuan-perlakuan yang tidak baik dari orang. Oleh karena itu orang tua serta masyarakat sangatlah perlu untuk ikut andil dalam melawan kekerasan seksual pada anak agar dapat dilerai dan tidak terjadi secara terus-menerus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H