2. Agama dan kepercayaan Suku BatakÂ
Sebelum suku Batak Toba mengenal agama, mereka menganut sistem kepercayaan religi tenteng Mulajadi na Bolon yang memilki kekuasaannya terwujud dalam Debata Natolu. Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba menegnal tiga konsep diantaranya:Â
- Tondi merupakan jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, Tondi inilah memberikan nyawa kepada manusia yang didapat sejak seseorang di dalam kandungan.
- Sahala merupakan jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang, semua orang memiliki Tondi tetapi tidak semua orang memilki sahala. Sahala sama dengan Sumanta, tuah atau kesaktian yang dimilki para raja atau hula-hula.
- Begu merupakan Tondi orang yang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam
3. Adat Istiadat Suku Batak
Adapun nilai-nilai adat yang dimiliki Suku Batak yaitu:
- Hagabeon, yaitu harapan masyarakat Batak guna mempunyai keturunan anak cucu yang baik. Disamping baik tersebut mereka memilki cita-cita anak cucu mereka diberi kesehatan karena mereka merupakan penerus nantinya.
- Uhum dan Ugari, yaitu hukum dimasyarakat batak. Orang batak sangat mendirikan hukum dan memprioritaskan sikap keadilan.
- Marsisarian, yaitu sebuah nilai guna saling menghormati, mengerti, dan membantu. Nilai ini tercipta sebab adanya perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat.
- Hamoraan, yaitu dalam bahasa Indonesia memilki makna kehormatan. Sesorang akan terhormat apabila mempunyai kekayaan dan sikap baik terhadap sesama.
- Pangayoman, yaitu yang memiliki makna pengayom. Orang Batak akan senantiasa saling melindungi antar satu sama lain. Nilai ini menjadikan orang Batak lebih berdikari dan tidak jarang kali bergantung untuk orang lain.
c. Bahasa
Bahasa yang dipakai sehari-hari oleh suku batak yaitu bahsa batak dan sebagian juga ada yang menggunakan bahasa melayu. Setiap puak memiliki logat yang berbeda-beda. Seperi halnya orang Karo menggunkan logat Karo, sementara logat Pakpak dipakai oleh Batak Pakpak, logat Simalungun dipakai oleh Batak Simalungun dan logat Toba dipakai oleh orang Batak Toba, Angkola, dan Mandailing.
d. Karakteristik Masyarakat
Masyarakat suku Batak pada umumnya bercocok tanam padi disawah dan lading. Lahan yang didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap keluarga mendapat tanah kan tetapi tidak boleh menjualnya. Perternakan juga mejadi salah satu mata pencaharian suku Batak seperti perternakan kerbau, sapi, kambing, babi, ayam dan bebek. Masyarakat suku Batak juga sering menangkap ikan di danau Toba. Dan sektor kerajianan juga berkembang seperti tenun, anyaman rotan, ukiran kayu, temmbikar, yang ada kaitannya dengan pariwisata.
Adapun sistem kekerabatan suku batak, kekerabatan suku Batak adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup.Â
Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak yaitu berdasarkan garis keturunan (Genealogi) dan berdasarkan sosiologis, sementara kekerabatan territorial tidak ada. Bentuk kekerabatan berdasarkan keturunan (Genealogi) dilihat dari silsilah marga mulai dari Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memilki marga. Sedangkan kekerabatan berdasarkan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu maupun dalam perkawinan.
e. Sifat dan Struktur Masyarakat