Mohon tunggu...
Adhar
Adhar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ada Apa dengan 4 Nov 2016?

3 November 2016   10:30 Diperbarui: 3 November 2016   11:02 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harap-harap cemas menjelang 4-Nov-2016.

Sejarah akan mencatat bahwa tanggal ini merupakan sebuah TITIK BALIK bagi bangsa Indonesia, Indonesia BARU yang ditemukan kembali, Indonesia yang ada dalam benak setiap pahlawan kemerdekaan ketika mereka berjuang di setiap lini untuk menyiapkan, me-merdeka-kan, mempertahankan kemerdekaan. Ditemukan kembali agar Indonesia dapat MELANJUTKAN cita-cita kemerdekaan.

Sepertinya ada batu sandungan perjuangan MELANJUTKAN cita-cita kemerdekaan. Dan batu sandungan itu berusaha dikobarkan bahwa hanya etnis tertentu yang boleh terlibat, dibungkus dengan nama SARA (Suku, Ras, Agama). 

Tanggal 4-Nov-2016 akan membuktikan bahwa mereka yang berusaha mengobarkan itulah MINORITAS negeri ini, yang harus kembali belajar bagaimana menjadi Warga Negara Indonesia. Harus kembali membaca kisah perjuangan bangsa Indonesia. Harus kembali membaca saat-saat persiapan kemerdekaan Indonesia. Siapa saja yang ditemukan di sana (baca: SUKU apa, RAS apa, AGAMA apa), apa yang mereka diskusikan, apa yang mereka sepakati untuk mendirikan sebuah negara BARU. 

Tantangan yang kita hadapi sebagai bangsa adalah  jumlah penduduk yang merupakan nomer 4 terbesar dunia dan keragaman budaya Indonesia.

Sebagian kita sudah menikmati perubahan menjadi masyarakat ultra modern. Pagi main golf di Jakarta, siang rapat di Singapore, makan malam bersama kawan di Kuala Lumpur.

Namun di ujung Timur Indonesia, kita masih menemukan kebudayaan zaman batu (tidak bermaksud menyinggung kawan-kawan sebangsa di area Timur Indonesia, tetapi menyatakan realita yang menyakitkan tentang kondisi kita secara keseluruhan sebagai bangsa).

Suku-suku di pedalaman baru mengenal mandi, gosok gigi, berpakaian. Anak-anak sekolah harus melewati perjalanan jauh dengan banyak rintangan untuk tiba di 'sekolah', lalu mendapati guru tidak hadir.

Dalam hal mencukupi bahan dasar sehari-hari, selisih harga sangat TINGGI. Harga 1 sak semen di Papua mencapai Rp2juta sementara di pulau Jawa hanya Rp70 ribu. 

Kesenjangan antara Pulau Jawa, Sumatera, daerah Timur Indonesia yang lebar. Kesenjangan antara orang kaya dan miskin yang lebar.

Besarnya populasi GENERASI MUDA dapat menjadi BERKAT atau KUTUKAN bagi masa depan Indonesia. 

Perubahan teknologi terjadi begitu dashyat dan mengubah cara orang dalam berbisnis, seperti:

- UBER, perusahaan TAXI terbesar dunia tapi tidak memiliki armada TAXI sendiri

- AIRBNB, jaringan perHOTELan terbesar dunia tapi tidak memiliki PROPERTI sendiri

- FACEBOOK,perusahaan MEDIA terbesar dunia tapi tidak pernah membuat ARTIKEL/BERITA

- ALIBABA, perusahaan RITEL dengan valuasi terbesar dunia tapi tidak punya TOKO RITEL dan tidak menyimpan STOK BARANG.

Masih banyak hal yang perlu kita perjuangkan di negeri tercinta ini. Lebih besar daripada sekadar isu SARA.

Dan kita membutuhkan anak bangsa yang terbaik untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan yaitu KEADILAN SOSIAL bagi seluruh rakyat Indonesia, atas dasar KECINTAAN kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tanggal 4-Nov-2016 akan diukir dalam sejarah bahwa INDONESIA terbuka kepada kontribusi setiap ANAK BANGSA yang terbaik untuk BERKARYA bukan karena SUKU, RAS, AGAMA tetapi karena KARAKTER & KECINTAAN dalam membuat INDONESIA harum di dunia. Seperti harum rempah Nusantara yang ditemukan di makam Firaun, berabad yang lalu.

Kita akan lebih besar daripada SINGAPORE, MALAYSIA, dan akan mengejar negara-negara G-7 (Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Amerika).

Selamat datang MACAN ASIA.

Oya, untuk tanggal 4-Nov-2016, sila berDEMO tapi jangan RUSAK Jakarta dan ANARKIS. Itu adalah sebuah janji. 

Adhar (@Adhar72)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun