Mohon tunggu...
Adhan Efendi
Adhan Efendi Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswa yang berjuang di Jurusan Pendidikan Teknologi Kejuruan, bercita-cita menjadi dosen, penulis buku dan riset di bidang pendidikan.. memiliki impian untuk dapat melanjutkan kuliah dan membahagiakan kedua orang tua motto hidup " Kami Adalah Pahlawan Dunia Pendidikan Masa Depan "

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ada Apa dengan Orang Luar Jawa dalam Mencari Kosan? Kok Berbeda?

4 Mei 2016   16:32 Diperbarui: 4 Mei 2016   18:02 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang Sumatera Mendapat Citra yang tidak terlalu baik

Sebelum saya pastinya banyak orang Sumatera yang berkuliah di tanah Jawa. Dominan hal yang harus dilakukan adalah adaptasi dengan kultur yang lumayan berbeda dari tanah kelahiran. Salah satunya orang Sumatera dalam berbicara kerap kali menggunakan nada intonasi yang tinggi tetapi nada tinggi tersebut bukan karena marah. Hal ini merupakan kebiasaan yang berasal dari tanah kelahiran dan perbedaan inilah yang sebenarnya menjadi keunikan setiap daerah di Indonesia.

Mungkin puluhan juta orang yang berkuliah sebelum saya ada saja yang membuat ulah atau membuat citra daerah tidak begitu baik dipandang secara umum. Namun, setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda dan semoga nantinya orang lain lebih melihat seseorang bukan dari asal daerahnya saja, tetapi juga dari sikap dan bagaimana dia sebenarnya mau belajar untuk beradaptasi dan memahami kultur di mana dia berada.

Apakah kami berbeda? Jawabannya jelas tidak.

Orang Sumatera Dinilai Memiliki Uang yang Banyak

Hal yang saya nilai sedikit lucu karena sebagian orang berpendapat kami mahasiswa yang belajar di tanah Jawa datang dengan uang dan fasilitas yang lengkap. Padahal, banyak mahasiswa Sumatera yang memutuskan untuk menimba ilmu di Jawa karena mereka memiliki mimpi yang besar untuk belajar dan mengembangkan diri membangun tanah Sumatera nantinya.

Dengan perbedaan harga makanan pokok mencapai dua kali lipat antara Jawa dan Sumatera, sebagian orang berpendapat kami adalah lumbung uang berjalan yang dapat dimanfaatkan. Padahal, kami berjuang dengan uang pas-pasan dan kami mampu bertahan di sini, menahan rindu dengan keluarga karena kami hanya dikuatkan oleh Allah SWT dan doa tulus orang tua dari rumah. Doa agar anaknya dapat cepat berkumpul dengan keluarga besar kembali dan berkontribusi dengan ilmu yang dipelajarinya selama di bangku kuliah.

Kejadian naiknya harga kosan yang saya alami juga banyak dialami oleh mahasiswa lain. hal yang membuat saya sedikit bersedih. Setelah mendapat pemahaman dari Nasrudin, saya sedikit tercerahkan bahwa hal seperti ini sudah biasa terjadi. Tulisan ini saya buat bukan untuk mendiskriminasikan suatu daerah, tetapi saya ingin membuka mata orang lain bahwa jangan melihat seseorang hanya dari daerah asalnya atau record orang sebelum dirinya. Hal yang membuat saya sedih karena saya merasakan sedikit "dibedakan” padahal saya sama. Saya juga anak Indonesia yang berusaha kuliah dengan biaya sendiri dan hal yang menguatkan langkah saya di sini adalah cita-cita untuk terus maju.

Semoga nantinya tidak banyak lagi orang yang berpendapat bahwa sikap, kesopanan kami rendah. Menganggap kami kuliah dengan dipenuhi banyak fasilitas dan uang yang banyak dan semoga nantinya banyak orang yang memahami bahwa perbedaan kultur merupakan keistimewaan dari negeri ini dan jangan anggap kami berbeda, kami sama, kami anak bangsa ini. Bhineka Tunggal Ika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun