Mohon tunggu...
Adhan Efendi
Adhan Efendi Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswa yang berjuang di Jurusan Pendidikan Teknologi Kejuruan, bercita-cita menjadi dosen, penulis buku dan riset di bidang pendidikan.. memiliki impian untuk dapat melanjutkan kuliah dan membahagiakan kedua orang tua motto hidup " Kami Adalah Pahlawan Dunia Pendidikan Masa Depan "

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Sebuah Perjalanan Pendidikan Saat Itu

3 Mei 2016   06:45 Diperbarui: 3 Mei 2016   09:29 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Miniatur Kelas Tempo Dulu

Sepeda Ontel, Kendaraan Kepala Sekolah saat itu

Museum adalah tempat penyimpanan benda-benda dahulu yang dianggap bernilai sejarah atau sesuatu yang layak untuk diabadikan. Disini kita akan banyak belajar tentang masa lalu, karena ada masa lalu maka ada masa depan dan akan banyak pembelajaran di museum yang mungkin anda telah lupakan.

Kebayakan orang meletakan museum menjadi rekomendasi tempat paling akhir dalam jadwal liburan. Mungkin karena dianggap tidak terlalu seru, menarik atau sebagainya walaupun sebenarnya banyak hal yang akan kalian dapat ketika berkunjung ke museum. Hal yang mungkin anda lupakan sampai saat ini.

Museum Pendidikan Indonesia (MPI) terletak di kampus Universitas Negeri Yogyakarta di resmikan oleh Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 8 Juli 2008, dan menjadi salah satu museum yang menyimpan berbagai benda dimasa lalu yang berhubungan dengan pendidikan. Saya tidak akan membahas koleksi benda yang ada didalam museum pendidikan Indonesia ini tetapi saya akan membantu pembaca kompasiana tentang makna pendidikan di Indonesia yang mungkin tidak sengaja kita lupakan.

Sepeda Ontel dan helem yang penuh makna

Di bagian depan museum saya melihat sepeda ontel yang dipakai guru dan kepala sekolah lengkap dengan helem nya. Benda yang mengingatkan saya akan sosok seorang guru masa lalu yang mengajar bukan karena upah atau pujian dari masyarakat tetapi karena sebuah pengabdian dan menjadi amal jariah yang takkan putus sampai akhir hayat. Sosok seperti Oemar Bakri guru yang gigih mengabdi dan meletakan batu semangat untuk mencerdaskan anak bangsa. Agar tidak di bodohi atau bahkan mati di negeri sendiri. Apakah kalian lupa ? sosok guru yang mengajarkan kalian membaca saat kalian kecil, sosok yang menenangkan saat kalian menangis karena tidak bisa menjawab pertayaan yang beliau berikan. Apakah kalian pernah mengirimkan al-fatiha untuk sosok guru yang telah banyak mengajarkan kalian ilmu, bahkan nama guru nya saja kalian lupakan. Ini karena kalian tidak pernah melihat sejarah ! sejarah tentang kehidupan kalian ..                                                                                            

Deretan Poto Meteri Pendidikan dari tahun-tahun

Dibagian sayap kiri museum saya menemukan deretan poto meteri pendidikan yang mengabdi untuk dunia pendidikan Indonesia . Hal yang membuat saya bersedih karena poto ini memberikan makna yang begitu dalam bagi saya, tahukah teman-teman maknanya ? makna yang berarti semenjak Indonesia merdeka sampai saat ini, dunia pendidikan Indonesia masih berada dalam titik nadir yang rendah. Dunia pendidikan belum dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterakan rakyatnya, masih banyak pemuda putus sekolah, masih banyak kesenjangan pendidikan, kualitas guru, sarana prasarana dan sebagainya tetapi gerbong kereta pendidikan masih sulit bergerak maju cepat membawa bangsa ini lebih dihargai di persaingan global dan ini bukan tentang seberapa banyak orang yang pintar tetapi tidak mampu berkontribusi untuk membangun negeri ibu pertiwi.

Kultur Ketimuran, telah luntur ..

Ketika melangkahkan kaki menuju pojokan saya melihat miniature kelas seorang anak yang duduk rapi sedang belajar khas dengan meja dan kursi tebalnya serta beberapa poto anak-anak yang menundukan kepala saat lewati di depan sang guru. Yang ini kultur ketimuran yang mungkin telah agak luntur yaitu adab. Adap berarti sikap yang berhubungan dengan norma. Baik atau buruk, layak atau tidak dan benar atau salah. Dulu guru sangat dicintai dan terlihat bahwa seorang murid sangat mencintai dan menghargai gurunya. Mencium tangan sang guru sambil merendahkan pandangan atau sekedar membungkukan badan saat melintas di depan guru tetapi sekarang ? sadar atau tidak majunya informasi dan teknologi serta pemahaman atas norma membuat kultur ketimuran ini kian luntur. Budaya ketimuran yang kita banggakan.. masih layakah ??

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun